Pertanyaanku1. P2K (ospek) apakah wajib untuk seluuh maba? Katanya itu buat syarat KKN , Wisuda atau apalah. Soalnya ane nggak ikut ospek 2. Makrab apakah juga wajib? 3.Apakah ancaman soal ngga bisa wisuda ataua apalah itu benar? Thnks gan wkwk mohon pencerahannya senior Polling 1 Suara
Dari menjadi budak korporat, hingga esensi lorong massaSalah satu hal yang membuat saya bisa selalu bahagia yakni dengan memiliki kesempatan berbagi sebanyak-banyaknya walaupun apa yang saya punya belum bisa menopang seluruh wadah berbagi yang saya miliki. Saya pun tidak mau asal berbagi. Jangan sampai kesalahan secara lisan dan tulisan menjadi salah diartikan ataupun memang salah dari saya sendiri sehingga menuntun orang ke jalan yang tidak ini saya tergabung dalam tim Sekolah Mentor OSKM ITB 2018. Menyekolahkan calon-calon mentor agar siap menjadi mentor saat OSKM ini. Salah satu tugas menarik dari sekolah mentor ini yakni wawancara bersama pendiklat. Dalam pengerjaan tugas tersebut, memungkinkan para Calon Mentor yang selanjutnya akan disingkat, Camen, untuk berinteraksi dengan pendiklatnya. Dalam interaksi itu memungkinkan banyaknya pertukaran ide, saran, gagasan, komentar, dan pengalaman-pengalaman yang menginspirasi dari pendiklat untuk para camen dan tak jarang, pengerjaan tugas ini, awalnya para camen hanya diberi tugas untuk mewawancara pendiklat, lalu mereka membuat formatnya sendiri. Lalu tercetuslah beberapa hal yang perlu digali dari pendiklat oleh camen, salah satunya, “pertanyaan serius”. Mengapa muncul kata serius setelah “pertanyaan”? Karena di dalam formatnya pun, ada yang namanya “pertanyaan random”, yang isinya… ini saya mengumpulkan beberapa pertanyaan camen yang menarik untuk dibahas lebih lanjut. Karena mereka bertanya kepada saya, maka di sini saya jawab berdasarkan opini pribadi saya sendiri. Jadi jangan dianggap sebagai template jawaban untuk setiap pertanyaan, karena ini opini, bisa saja semua orang berbeda jawabannya. Bahkan bisa memiliki sudut pandang lain. Di sini pun saya mempersilahkan untuk para pendiklat sekolah mentor menjawab pertanyaan yang sama, untuk memberikan insight dari sudut pandang yang terhitung saya memiliki 27 pertanyaan dari calon mentor. Namun tidak akan saya jawab di sini. Saya akan cukup selektif, memilih mana yang sekiranya bisa dan lebih enak dijawab di medium saya ini. Berikut pertanyaan beserta sudah merasa pantas menjadi mahasiswa ITB?Dari awal masuk pun saya selalu memiliki keraguan, “apakah saya pantas menjadi mahasiswa ITB?”. Karena jika dilihat dari proses penerimaan, saya ini berbeda dengan teman-teman yang lain. Saya sempat menjadi bagian dari 25% orang yang hasil akademiknya terbawah di SMA saya, sehingga tidak bisa lanjut pada tahap SNMPTN. Selain itu, saya juga gagal SBMPTN. Untuk cerita lebih lanjut, mungkin bisa dilihat bagaimana saya bisa masuk ITB, di sini. Intinya dari segi cara saya diterima, sudah sedikit meragukan kepantasan saya menjadi mahasiswa mungkin maksud pertanyaan bukan ke situ. Pada kondisi sekarang, seperti ini, jujur saja saya pun masih tetap bingung jika diberikan pertanyaan seperti ini. Menjadi mahasiswa ITB yang ideal, tidak sesederhana memenuhi seluruh profil yang ada dalam dokumen-dokumen formal ITB maupun KM-ITB. Jangan kan menjadi “mahasiswa ITB” deh, menyandang kata maha di depan siswanya pun terkadang saya masih ragu. Karena sistem belajar saya yang masih lebih banyak di kelas ketimbang mengembangkan keilmuan saya sendiri. Saya sendiri menganggap bahwa perbedaan antara siswa dan mahasiswa itu sendiri adalah dalam cara belajarnya. Jika siswa seperti anak yang disuap makan oleh orang tuanya, namun mahasiswa bagi saya bukan cuman harus makan sendiri, tapi harus bisa memasak sendiri, bahkan harus bisa eksplor, mencari bahan-bahan baru dalam masakan apakah saya sudah sampai pada tahap tersebut? Saya merasa belum. Saya pun selain di kelas hanya membaca dari jurnal-jurnal orang lain dan browsing melalui internet. Saya sadar kekurangan saya, maka dari itulah saya ingin terus berkembang, tidak mau berdiam saja dan nyaman dengan kondisi memilih menjadi mahasiswa?Menjalani pendidikan tinggi bukan lagi tentang memilih atau tidak memilih, bagi saya. Menjalani pendidikan tinggi adalah bagian dari sebuah proses panjang menjadi manusia yang siap akan kemajuan dan perubahan zaman. Karena semakin bertambah maju zaman, ilmu pengetahuan semakin berkembang. Jika tidak diiringi dengan kita yang berkembang dan mengikuti ilmu pengetahuan, siap-siap saja kita akan menerima pahitnya hanya tentang tertipu oleh orang yang lebih pintar, tapi mempertahankan derajat kita. Berpendidikan merupakan salah satu hal yang memanusiakan manusia. Ketika pendidikan semakin maju namun kita tidak bisa mengikuti, maka siapkah kita tertinggal dari manusia lain sehingga seakan-akan tidak seperti manusia?Namun bukan berarti tidak menjadi mahasiswa merupakan salah satu hal yang dilewatkan untuk menjadi manusia. “Berpendidikan”-nya itu yang perlu digaris ITB, selalu digaungkan “Jangan jadi budak korporat!”, namun pada akhirnya kita tetap mau saja bekerja di perusahaan-perusahaan orang, mengapa?Budak korporat di sini selalu diidentikan dengan orang-orang yang akhirnya bekerja di sebuah perusahaan. Apapun pekerjaannya, di manapun pekerjaannya. Padahal tidak selamanya orang yang bekerja di perusahaan itu bisa kita cap dengan “budak korporat”.Namun yang mau saya highlight di sini yakni prinsip. Bagi saya, itu yang bisa membedakan mana yang budak korporat’ mana yang bukan. Asal masih memiliki prinsip dan idealisme yang terjaga, cukup membuat ia tidak pantas disebut sebagai budak’. Budak sendiri pada dasarnya merupakan strata terendah dari manusia. Di mana bahkan sisi kemanusiannya itu sendiri sudah direnggut oleh pihak yang mengontrolnya. Pada kondisi seperti itu, manusia tidak memiliki hak lagi untuk memilih seluruh aspek dalam hidupnya. Semua sudah harus atas perintah tuannya, bahkan tak berhak bertanya tentang apa yang budak’ yang seperti itulah yang bisa menggambarkan apa yang dimaksud dengan budak korporat. Namun di sini, pihak yang mengontrolnya korporat’ itu sendiri. Ia merasa tidak punya pilihan, bukan karena dicambuk jika tidak mengikuti, bukan karena akan disiksa jika tidak mengikuti, hanya saja ia memaknai posisi dirinya dalam korporasi seakan-akan tidak memiliki pilihan. Ia mengikuti apa yang perusahaan mau tanpa tahu apa tujuannya, mengerjakan apa yang perusahaan mau, tanpa tau apa dampaknya kepada beberapa pihak. Tanpa dari itu, bagi saya budak korporat bukan berarti semua orang yang bekerja di perusahaan multinasional atau bahkan skala nasional. Tapi mereka yang bekerja tanpa memiliki prinsip dan idealisme yang sudah dipegang sebelumnya, motivasi utama mau berorganisasi di ITB? Sementara kampus di Jatinangor, dan kegiatan kemahasiswaan banyak yang diikuti di ganesa, kok sampai rela bulak-balik?CEO Nokia saat sedang mengalami kondisi terpuruk, dalam pidato terakhirnya berkata, “we didn’t do anything wrong, but somehow, we lost”. Nokia yang dulunya berjaya, sekarang harus kalah dengan banyak brand yang bahkan dulu bukan lawan tandingannya. Mengapa demikian? Jika saya simpulkan dari banyak literatur yang pernah saya baca, mereka kurang baik dalam membaca/merespons sinyal perubahan, kurang cepat dalam berlari’, bahkan sempat mengarah ke arah yang salah. Singkatnya, Tidak Melakukan Hal Yang Lebih Daripada Yang Lain. Lalu apa hubungannya gambaran tadi dengan motivasi saya berorganisasi?Saya pernah menulis, “Bagi saya, diam artinya mempersiapkan kemunduran”. Ketika kita enggan untuk mengakselerasi seluruh atau bahkan sekadar menggali potensi kita, maka kita sedang berjalan mundur, karena orang-orang di sekitar kita terus maju kedepan, berlari. Ketika orang lain berlari semakin cepat, kita hanya diam, maka jika kita ingat konsep relativitas, pada dasarnya kita sedang mundur lebih cepat lagi. Maka dari itu, aku menolak untuk diam dan berhenti mengembangkan seperti ini, merupakan masa yang krusial dalam pengembangan diri kita. Jika secara hardskill semua orang tidak jauh berbeda, maka softskill salah satu yang bisa membedakan kita dengan yang lain. Maka dari itu, bagi saya keduanya harus seimbang. Jika hardskill saya dapatkan di bangku kuliah, membaca jurnal, dan eksplor keilmuan sendiri, softskill didapatkan dari berorganisasi, berkepanitiaan, ikut seminar, pelatihan, dan bahkan sesederhana berinteraksi dengan orang-orang. Maka dari itu, saya rela menjemput wadah pengembangan itu, selagi ada dan memang tersedia, mengapa tidak? Lelah-lelahnya tidak akan terasa jika kita sadar dengan nilai-nilai yang kita itu, tentu saja koneksi merupakan salah satu hal yang menjadi motivasi saya juga. Memiliki banyak teman, bukan sebuah kerugian bukan? Saya pun pernah mengikuti sesi sharing dari HR di sebuah perusahaan multinasional terkenal. Ia sempat menyinggung tentang LinkedIn. Insight yang saya dapatkan, ternyata HR di perusahaan-perusahaan terkenal, melihat profile kita di LinkedIn bukan hanya dari Activities, Achievement, dan lain sebagainya, namun juga koneksi kita dengan orang-orang di perusahaan apa motivasi kakak mau berorganisasi, padahal sangat menguras waktu dan tenaga? Karena saya tidak mau jadi Nokia, yang melakukan sesuatu dengan benar, namun kalah karena tidak melakukan lebih daripada yang kakak tentang 2019GantiPresidenGerakan tersebut lahir dari keinginan sekelompok masyarakat yang ingin Presiden RI sekarang, Joko Widodo, diganti pada tahun 2019. Saya cukup aneh karena gerakan ini lahir dari penolakan atau menjatuhkan orang lain, bukan dari ingin mendukung atau memajukan orang lain. Kecuali, nanti kita tahu yang dimaksud oleh gerakan 2019GantiPresiden ini maksudnya presidennya harusnya diganti dengan siapa walaupun sebenernya sudah bisa terbaca hehe.Walaupun sudah tahu nanti siapa dibalik gerakan ini, sepertinya beliau ini yang pertama kali saya coret dalam pilihan saya, karena dari awal sudah berkampanye dengan menjatuhkan orang lain dan menebarkan kebencian. Hehehe. Lagi pula, saya merasa pemerintahan sekarang cukup berprestasi, belum waktunya ganti presiden sepertinya. Kecuali Presiden KM ITB, 2019 harus segera memilih ITB? Bagaimana pandangan awal tentang ITB dan pandangan ketika sudah masuk?Pada dasarnya saya ingin menjadi seorang insinyur. Dulu sih punya mimpi ingin menjadi insinyur sipil. Membangun infrastruktur di Indonesia Timur sana. Membantu pemerataan sosial, melalui pemerataan pembangunan. Namun semakin mendekati seleksi masuk perguruan tinggi, semakin sering kehidupan ini memperlihatkan betapa menariknya keilmuan Teknik Industri. Maka saat itu saya yakin, bahwa saya akan menempuh rumpun keilmuan karena saya tinggal di Bandung, saya memilih ITB. Lagipula memang kampus ini merupakan institut terbaik bangsa, bukan?Pandangan awal saya sangat bodoh. Saya kira, dengan saya masuk ITB, derajat saya auto naik. Ternyata tidak. Saya kira, dengan saya masuk ITB, saya auto menjadi lebih pintar dengan hanya mengikuti kuliah saja. Ternyata tidak. Saya kira, dengan saya masuk ITB, saya akan menemukan banyak teman berdiskusi dengan moral dan etika yang sudah baik, ternyata tidak semuanya seperti itu, walaupun sebenarnya sudah memang bagus, namun tidak sebagus apa yang kita semua bayangkan dulu, bukan? ITB bukan sebuah mesin yang kita lewat di dalamnya, akan tiba-tiba menjadi sebuah produk unggulan. Bukan. Kita sendiri yang menentukan, bagaimana bentuk dan warna kita setelah keluarnya tanggapan mengenai pendidikan di Indonesia? Jika bermasalah, apakah memiliki solusi untuk menyelesaikan pendidikan di sini?Pendidikan Indonesia sekarang buruk? Saya kurang setuju. Pendidikan Indonesia sekarang baik-baik saja? Sayapun kurang setuju. Di sini memang kondisinya masih jauh dari kata baik. Namun perkembangannya juga tidak begitu buruk. Pemerataan terus diupayakan. Pembangunan infrastruktur untuk mendukung pendidikan bukan cuman sekolah yah, terus dibangun. Penggunaan untuk teknologi dalam berbagai kegiatannya pun sudah dilakukan. Hanya saja masih banyak yang harus dikerjakan untuk mencapai kondisi sayangnya, pembenahan dan perbaikan harus dilakukan sampai tahap-tahap dasar. Bukan hanya tahap pelaksanaannya, namun konsep pendidikan yang dibuat harus terus dievaluasi. Karena menurut saya sendiri, pendidikan di Indonesia masih terkesan seakan-akan membentuk para “pekerja”, mempersiapkan manusia-manusianya menjadi “komoditas” yang siap dipekerjakan menjadi tenaga-tenaga unggul, baknya robot. Bukan memanusiakan Belum ada. Jujur, belum berpikir sampai sana. Namun saya tidak sarankan untuk full mengadaptasi sistem pendidikan dari luar. Karena mungkin bisa saja tidak cocok jika diterapkan di Indonesia dengan kondisi masyarakatnya seperti tulisan teman saya yang juga Tim Mamet Sekolah Mentor menarik untuk dibaca untuk mendapatkan insight mengenai salah satu bagian dari pendidikan, yakni mahasiswa Memandang Mahasiswa sebagai Civitas, bukan Komoditas! — Oleh Hanafi KusumayudhaLalu ada beberapa bacaan yang menarik tentang pendidikan, salah satunya Pendidikan menurut Driyarkara, dan tentunya Ki Hajar memilih mentor? Apa yang disukai saat menjalani sekolah mentor, saat menjadi mentor, dan saat menjadi pendiklat?Awalnya bukan ingin menjadi “mentor”. Namun ingin menjadi kakak yang bisa menjadi tempat bertanya dan ada jawabannya. Saya senang berbagi. Goals saya sederhana, namun memang sulit, orang-orang menjadi terinspirasi dari apa yang saya bagikan. Saya ingin terus berbagi sepanjang hidup saya dan mentor merupakah salah satu cara yang saya ambil. Menjadi mentor bukan hanya membagikan ilmu-ilmu sudah dimiliki, tak jarang menjadi mentor merupakan wadah untuk belajar dari orang lain juga, dari mentee-menteenya yang disukai saat menjadi sekolah mentor? Pertemanan bersama camen-camen lainnya, dari sekolah mentor saya mendapatkan lingkaran-lingkaran diskusi baru yang bahkan masih sering berdiskusi sampai yang disukai saat menjadi mentor? Momen pertama kali bertemu mahasiswa-mahasiswa baru di Lapangan Saraga. Seakan-akan semua yang sudah saya lakukan di Sekolah Mentor, terbayarkan saat itu juga. Menemani mereka dan berbagi tentang KM-ITB kepada mereka, merupakan momen yang tak ternilai yang disukai saat menjadi pendiklat? Walaupun terlihat lelah, namun di sini kami mendiklat dengan rasa penuh kebahagiaan. “Jiwa mentor” yang membahagiakan seakan-akan terus ada dalam tubuh kami, menjiwai dalam setiap prosesnya, dari rapat sampai malam hingga harus datang pagi untuk briefing. Bagi saya bahkan ini sejenis terapi karena saat menjalankannya berada di sekitar orang-orang yang berbahagia, sehingga jiwa ikut sehat’. Walaupun menilai tugas-tugas itu sulit, brainstorming itu melelahkan, namun… ya tadi, jiwa penuh kebahagiaan tetap berada dalam diri kita, sehingga tidak sampai lelah yang membuat jiwa kita tak kakak menjadi mahasiswa baru, bagaimana memandang OSKM saat itu INTEGRASI? Apa esensi diadakannya OSKM? Lalu apa Esensi Lorong Massa di OSKM ITB 2018?Mungkin untuk jawaban lebih tepatnya, ini bisa ditanyakan kepada para pengurus OSKM, Kabinet, atau Kongres. Tapi ini petanyaannya dari point of view saya sebagai maba ya. saya saat menjalani INTEGRASI OSKM, esensi yang saya dapatkan dari menjalaninya yakni sesederhana saya dikenali dengan KM-ITB dengan berbagai wadah kemahasiswaannya. Selain itu memperkenalkan mahasiswanya dengan identitasnya sendiri. Kegiatan yang paling bermakna bagi saya ketika turun langsung ke lingkungan sekitar ITB. Saat itu saya kebagian di Kebon Kembang, tempatnya berada di samping Balubur Town Square. Di sana saya baru menyadari bagaimana timpangnya kehidupan di Kota Bandung. Baru di Kota Bandung, saya belum diperlihatkan dengan daerah-daerah 3T terdepan, terluar, tertinggal. Kasarnya, menyadari “realitas” yang ada. Di situ benar-benar terasa bahwa sebagai mahasiswa kita harus menjadi salah satu yang menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Di situlah saya menyadari bahwa Integrasi berperan untuk memantik semangat-semangat berkemahasiswaan para pesertanya. “Ini ada masalah, masa kamu mau diam saja sih, kamu punya potensi loh. Kami pun punya wadahnya”, mungkin itu yang ingin disampaikan saya memandang OSKM ya tidak berbeda jauh. Ini tahap orientasi untuk mereka para mahasiswa baru. Mereka diperlihatkan dengan realitas bangsa, diberi tahu bagaimana harusnya, diperkenalkan dengan KM ITB dengan berbagai wadahnya yang bisa mereka gunakan untuk menjadi wadah pengembangan diri dan pencarian solusi atas seluruh masalah yang sebelumnya diperlihatkan. Untuk para panitianya pun, bisa menjadi wadah pengembangan diri untuk memenuhi profil-profil yang perlu dicapai dan menjadi gerbang untuk masuk kepada tahap/jenjang yang baru. Mungkin hanya esensi lorong massa? Awalnya menurut saya sesederhana memperkenalkan mahasiswa baru kepada warna-warni KM-ITB. Namun mengapa harus sebuah lorong yang penuh dengan tindakan-tindakan… ya Anda tau sendiri seperti apa, saya tidak perlu mendeskripsikannya di saya berdiskusi dengan Tim Materi dan Metode Sekolah Mentor, insight baru saya dapatkan. Esensi lorong massa itu untuk menetralkan. Dari apa? Untuk menetralkan dari cap-cap yang sudah melekat sebelumnya pada mahasiswa baru. Saat mentoring dan penyambutan awal pasti mereka sudah ditinggi-tinggikan, “kamu itu iron stock, guardian of value, agent of change … pemuda-pemudi harapan bangsa … yang terbaik yang dimiliki bangsa … yang bisa menyelesaikan masalah di masyarakat”, dan banyak hal lainnya yang meninggikan para mahasiswa baru ketika menjalani proses penerimaan. Menetralisir, walaupun saat di sekolahnya selalu menjadi juara, namun sebenarnya mereka ini baru menjadi mahasiswa, belum mengembangkan diri kita lagi, belum berbuat banyak, masih banyak yang harus dilakukan untuk mendapatkan title diturunkan ke sekitar lingkungan masyarakat pun mungkin hanya mereka yang merasa bisa menjadi penyelesai masalah mereka. Namun di kampus, mereka disadarkan bahwa ternyata masih ada pihak-pihak yang lebih tinggi, yakni para pendahulu-pendahulu mereka di kampus, kakak-kakak tingkat mereka sendiri. Karena kalau bukan massa kampus, siapa lagi yang akan menyadarkan para mahasiswa baru hanya itu yang bisa saya jawab. Terima kasih banyak kepada yang lain yang sudah memberikan pertanyaan. Maaf tidak semua bisa dijawab. Maaf juga tidak menyantumkan nama dari orang-orang yang lagi diingatkan, jawaban di atas merupakan opini pribadi, bukan jawaban template’. Jadi mungkin bisa banyak sekali menjalani sisa-sisa proses yang harus dilalui, wahai Calon Mentor OSKM ITB 2018. Semoga apa yang sudah dibagikan, bermanfaat, bukan hanya untuk OSKM, tapi untuk kedepannya juga.

IniKata Psikolog. Benarkah Ospek 'Keras' Bantu Membentuk Mental Maba? Ini Kata Psikolog. Di media sosial viral cuplikan video ospek masiswa baru ( maba) di bentak-bentak saat ospek virtual. Sebagian netizen menyebut kebiasaan ospek yang 'keras' seperti ini sudah biasa dilakukan untuk membentuk mental yang lebih kuat dan disiplin.

Sebagai mahasiswa baru, alangkah baiknya selalu aktif dan selalu ikut serta dalam pembelajaran dengan baik. Salah satu caranya adalah dengan bertanya kepada dosen. Pertanyaan maba untuk dosen apa saja yang sebaiknya ditanyakan supaya perjalanan selama kuliah jadi lancar, aman dan bisa lulus tepat beberapa pertanyaan maba untuk Mengajar Apa?Pertanyaan pertama yang sebaiknya ditanyakan adalah bapak atau ibu dosen mengajar mata kuliah apa saja. Mengapa hal ini penting? Sebab, untuk membuat rencana kuliah sebaiknya mengenal dosen dan bidang yang menjadi keahliahannya juga Contoh Motivation Letter untuk Daftar Beasiswa2. Bagaimana Cara Mendapatkan Nilai yang BaikMemang, kuliah tidak hanya IPK saja. Namun, kita lulus juga ditentukan oleh IPK ini. Makanya, lebih baik kita memaksimalkan nilai IP setiap semester sehingga IPK bisa baik dosen memiliki cara masing-masing dalam menilai, walaupun sudah ada aturan dari kampusnya. Maksudnya adalah, bagaimana dosen melihat apakah kita berhak mendapatkan nilai yang bagus atau tidak. KuisTugasUTSUASBertanyaMenjawabNah, banyak sekali penilaian dalam dunia kuliah. Lebih baik tanya apa saja yang menjadi penilaian utama dari dosen Bagaimana Supaya Bisa Lulus Tepat WaktuJika kita bertemu dengan dosen wali atau DPA Dosen Pembimbing Akademik, kamu bisa bertanya banyak hal mengenai dunia kuliah. Sebab, DPA inilah yang akan menjadi orang tua yang mengasuhmu di kamu bertanya bagaimana cara bisa lulus tepat waktu, bagaimana cara belajar disini, bagaimana cara bersikap dan bertanya di kampus khususnya jurusan ini, apa yang harusnya dilakukan dan tidak dalam jurusan ini, dan itu dia 3 pertanyaan utama yang sebaiknya ditanyakan. Selain itu, bisa bertanya dilain kesempatan ya. Baca jugaContoh Life Mapping untuk Mahasiswa BaruPertanyaan Maba untuk Senior KatingContoh CV yang Baik Untuk Beasiswa Grupini disetting satu arah dari pengelola program Pendikar Pancasila UNTAN . Jadwal saya menyampaikan Pendikar Pancasila UNTAN FH Senin Fahutan Senin 14.00-14.15 FK Senin 15.55-16.30 FISIP Selasa 7.50-8.20 FT Sel Telegram list of popular posts of the selected channel

Sejak1999 Buletin Maba Kronika Edisi 33 ISSN 1978-2764 0899 7445 461 ( Redaksi ) redaksikronika@gmail.com. Pola kehidupan telah berubah, semua berganti menjadi dalam jaringan (daring) sejak Maret

Misalnyaseperti pertanyaan mengenai apa kesibukannya saat ini, apa yang ingin diraihnya dalam tahun berikutnya kuliah, bahkan apa yang ingin dilakukannya setelah lulus kuliah. Oleh karena itu, selagi masih menjadi mahasiswa baru, cobalah untuk memikirkan dengan sungguh-sungguh tujuan Anda berkuliah, sehingga dapat menentukan target yang juga 1 Pakaian dengan Pernak-pernik Tak Biasa. Sebelum hari pelaksanaan OSPEK tiba, para mahasiswa baru (maba) biasanya dikumpulkan oleh para senior untuk diberikan beragam pengarahan, salah satunya soal aturan pakaian yang harus mereka gunakan selama menjalani OSPEK. Tak hanya warna dan model seragam saja yang diatur, pernak-pernik yang 'menghiasi Selainsupport berupa kuota belajar, by.U bersama ITB juga membuat digital movement bertajuk "Aku untuk Indonesia Emas 2045 bersama by.U".Digital movement ini berbentuk postcard yang dapat ditulis mengenai mimpi Mahasiswa Baru ITB 2020 dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.. Nantinya, postcard tersebut akan di-posting ke feeds masing-masing mahasiswa baru dan ini akan menjadi pengingat

Kami menjadikan ini sebagai catatan evaluasi penting yang diharapkan menjadi masukan untuk perbaikan dalam pengelolaan kegiatan kemahasiswaan ke depan," ujar Rektor Unesa Nurhasan, lewat keterangan tertulis, Selasa (15/9/2020). Baca juga: Video Viral Mahasiswa Unesa Dibentak Senior karena Tak Pakai Ikat Pinggang Saat Ospek Daring

T1kn0p.
  • zuoe11p0jz.pages.dev/19
  • zuoe11p0jz.pages.dev/239
  • zuoe11p0jz.pages.dev/361
  • zuoe11p0jz.pages.dev/491
  • zuoe11p0jz.pages.dev/261
  • zuoe11p0jz.pages.dev/10
  • zuoe11p0jz.pages.dev/74
  • zuoe11p0jz.pages.dev/145
  • pertanyaan maba untuk senior