PengaruhIbu Pada Anak. Alasan kenapa orang-orang yang terkenal seperti John Wesley, Hudson Taylor bisa menjadi berkat bagi banyak orang adalah karena tak lepas dari peran ibu di dalam kehidupan mereka. Ibu punya peran yang cukup besar didalam pembentukan seorang anak, jika ibu berfungsi dengan baik maka akan menghasilkan pertumbuhan anak yang
Oleh Ahmad Syafii Maarif Yang saya maksudkan dengan teologi dalam tulisan ini adalah sistem kepercayaan kepada Tuhan yang selalu berpihak pada kebenaran, keadilan, kesabaran, kejujuran, dan ketakwaan. Dalam Alquran banyak ayat yang menegaskan tentang keberpihakan ini. Artinya, Tuhan tidaklah netral dalam sejarah. Tetapi, dengan kekalahan beruntun umat Islam dalam perlombaan peradaban selama rentang waktu yang panjang, apakah pemihakan itu sudah tidak berlaku lagi? Mengapa? Di sinilah pergumulan teologis dan realitas hidup itu semakin menegangkan dan sulit dipahami. Dari sisi pihak lain, keterangan Karen Armstrong patut juga didengar. Menurut penulis perempuan Inggris ini, banyak orang Inggris tidak percaya lagi kepada Tuhan, dengan alasan Tuhan tidak berbuat sesuatu untuk menyetop Perang Dunia PD II yang telah membawa malapetaka dahsyat bagi Eropa itu. Berbeda dengan orang Inggris, sepanjang pengetahuan saya, betapapun umat Islam telah mengalami kekalahan demi kekalahan, mereka tidaklah sampai meninggalkan iman mereka kepada Allah. Paling-paling sebagian mereka salah tingkah dalam menjawab tantangan yang tidak mampu dihadapi. Mereka bahkan masih terus berdoa agar umat ini bangkit kembali dari segala macam keterpurukan dan kehinaan yang datang silih berganti. Tengoklah apa yang sedang berlaku di Suriah, Irak, Afghanistan, Pakistan, dan di kawasan lain, umat Islam hidup dalam kegelisahan, ketidakamanan, dan penderitaan yang mengenaskan. Bom bunuh diri meledak di berbagai tempat. Pengungsi bertebaran di mana-mana, akibat hidup sudah tidak aman lagi. Belum lagi bentrok sektarian antara puak Suni dan puak Syiah yang terus saja terjadi sejak ratusan tahun yang lalu di berbagai bagian dunia. Ironisnya, konflik sektarian ini sama-sama mengklaim sebagai umat beriman. Saya tidak bisa menjawab pertanyaan ini kepada golongan mana pemihakan Tuhan dalam masalah konflik sektarianisme ini. Atau, memang tidak ada pemihakan itu karena masing-masing sekte sudah teramat jauh dari jalan kebenaran dan jalan ketakwaan. Yang tersisa adalah sikap saling mengklaim kebenaran tanpa kriteria yang jelas. Apa yang berlaku di dunia Arab sejak 2010 adalah drama berdarah-darah akibat hilangnya kepercayaan rakyat banyak kepada penguasa zalim yang seagama dengan mereka. Ribuan sudah menjadi korban, di samping harta dan bangunan yang merata dengan tanah. Kerentanan ini telah dimanfaatkan dengan baik oleh kekuatan Neoimperialisme Barat untuk semakin meremukkan jiwa dan tubuh umat Islam yang telah lama tak berdaya membela martabat dan hak mereka di muka bumi. Jika logika Alquran dijadikan acuan tentang intervensi Tuhan baru akan menjadi kenyataan jika umat Islam bersedia mengubah sikap mental mereka yang telah lama berkubang dalam dosa dan dusta, kembali ke jalan yang benar dan lurus. Lihat QS al-Ra’du ayat 11. Ayat ini masih sering diucapkan, tetapi apakah kita sungguh-sungguh memahami dan kemudian melaksanakannya dalam menata hubungan sesama umat Islam? Kita piawai dalam soal kutip-mengutip, tetapi hati telah lama gersang untuk menangkap maknanya yang autentik dan terdalam. Inilah yang sangat merisaukan dan mendera kita semua sampai detik ini. Kerisauan ini merupakan derita bagi banyak penulis Muslim sepanjang abad, tetapi suasana ke arah perbaikan belum juga kunjung datang. Alangkah sabarnya para penulis ini dalam menunggu pemihakan Tuhan kepada umat ini. Umat ini sulit sekali sadar untuk mengubah kelakuan, mengubah sikap mental sebagai konsekuensi logis dari seorang yang beriman yang tulus. Tidak jarang para penulis itu melakukan “protes” terhadap kebijakan Tuhan atas umat Islam, seperti terbaca dalam karya Iqbal Shikwa wa Jawab-i-Shikwa “Keluhan dan Jawaban atas Keluhan yang dibacakan pertama kali tahun 1909 di Lahore. Kita kutip satu di antaranya Ada umat dengan iman yang berbeda, sebagian mereka zalim. Sebagian rendah hati; sebagian mabuk dalam semangat kesombongan. Sebagian pemalas, sebagian dungu, sebagian punya otak, Ratusan yang lain ada pula yang putus asa terhadap nama-Mu. Rahmat-Mu terguyur atas rumah-rumah orang tak beriman, semuanya asing. Hanya atas si Muslim yang papa, kemurkaan-Mu ibarat kilat yang menyambar. Lihat Muhammad Iqbal, Shikwa wa Jawab-i-Shikwa. Terjemahan dari bahasa Urdu oleh Khushwant Singh. Delhi Oxford University Press, 1983, halaman 41.
kemudianmencari kalimat dalam teks yang bisa diaplikasikan dalam kondisi dan pergumulan si pembaca. Sebuah teks secara historis kemudian diubah dalam sebuah kondisi yang baru secara hidupnya dalam jalan-jalan Tuhan yang misterius (9:25, 32-35) dan kemudian berpikir untuk si penulis, terlihat beberapa mekanisme dalam istilah “tahu
Data Buku Judul Pertarungan di Pniel Penulis Cyprian Bitin Berek Penerbit Perkumpulan Komunitas Sastra Dusun Flobamora Cetak I, Maret 2019 Tebal 100 halaman ISBN 978-602-51631-4-2 Pertarungan di Pniel Menjelang subuh dia melenguh “Yakub! Yakub! Sudah kau menang terhadap Allah. Sudah kautaklukkan dirimu ialah ketakutanmu sendiri.” Demikianlah kutipan salah satu bait dalam puisi “Pertarungan di Pniel”, karya Cyprian Bitin Berek. Puisi ini pernah dinominasikan untuk menerima Anugerah Kebudayaan 2006 untuk Media Massa dan Iklan dalam kategori “Puisi Terbaik Media Cetak” dari Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata. Sebagai puisi yang dipilih untuk menjadi judul kumpulan puisi ini, secara tertentu, kita dapat melihatnya sebagai sebuah medan magnet pemaknaan, yang daripadanya puisi-puisi lain dapat dicerap dalam skema pemaknaan tertentu. Ulasan ini akan bergerak dari kecenderungan umum puisi-puisi Cyprian yang berkiblat pada tradisi Yahwista sebagai salah satu tradisi yang meredaksikan Pentateukh lima Kitab Taurat dalam tradisi Alkitab Perjanjian Lama. Kecenderungan sastra dan teologi Yahwista yang sangat menekankan relasi personal dan akrab antara manusia dan TUHAN YHWH kiranya dapat dipostulatkan sebagai siasat Cyprian dalam mengelola kondisi psikologis para tokoh Perjanjian Lama yang hadir dalam puisi-puisinya. Selanjutnya, dengan bantuan filsafat Sren Kierkegaard tentang eksistensialisme dan subjektivisme iman, kita akan memeriksa secara umum kecenderungan Cyprian yang menghidupkan pergumulan batin para tokoh dalam puisi-puisinya untuk membangun suatu rekonstruksi narasi sebagai sebuah pergumulan eksistensial berhadapan dengan Tuhan. Tendensi pada Tradisi Yahwista Kumpulan puisi Pertarungan di Pniel merangkum 51 puisi yang bertema biblis. Mayoritas puisi mengacu pada kisah-kisah dalam dunia Perjanjian Lama, terutama Kitab Kejadian Genesis. Sedangkan beberapa lainnya adalah narasi dalam Kitab Keluaran, Imamat, Raja-Raja, hingga kisah Injil dalam dunia Alkitab Perjanjian Baru. Berdasarkan penelitian yang mendalam, para ekseget ahli Alkitab menyimpulkan bahwa sekurang-kurangnya ada empat tradisi yang terlibat dalam penyusunan Pentateukh Kitab Taurat, yakni Yahwista Y, Elohista E, Priester Codex P, dan Deuteronomista D. Masing-masing tradisi ini memiliki kekhasan literer tertentu dalam menyampaikan kisahnya yang menggambarkan relasi manusia dengan Tuhan. Semisal, dalam tradisi Yahwista, cerita-cerita yang dibangun dilukiskan dengan sangat bervariasi dan hangat. Tuhan digambarkan sangat antropormofistis, sehingga terkadang kehadiran Tuhan dikisahkan begitu personal dan terlibat langsung dalam pengalaman konkret manusia. Tradisi ini juga disebut Yahwista karena merujuk pada penamaan Tuhan yang disapa “YHWH”. Selain itu, ada juga tradisi Elohista yang merujuk pada penyapaan Tuhan dengan nama “Elohim”. Tradisi ini memiliki kekhasan literer yang agak pesimistis, dan menggambarkan Tuhan sangat transenden dan berjarak dari kehidupan manusia. Dua tradisi lainnya adalah tradisi Priester Codex atau tradisi Imam dengan corak penceritaan yang kaku, kronologis dan sistematis, serta tradisi Deuteronomista dengan gaya parenetis nasihat. Puisi-puisi Cyprian pada umumnya merupakan puisi yang menghidupkan dirinya dari kisah-kisah dalam Kitab Kejadian. Narasi memang merupakan bentuk sastra yang utama dalam Kitab Kejadian. Hal ini kemudian berdampak pada posisi siasat berpuisi Cyprian yang menggunakan bentuk narasi. Bentuk cerita yang paling banyak terdapat dalam Kejadian adalah saga. Saga berasal dari tradisi lisan yang menggabungkan tradisi dan imajinasi. Saga menjelaskan mengapa sesuatu ada sebagaimana adanya saga etiologis, mengapa sesuatu atau seseorang mempunyai nama tertentu saga etimologis, mengapa suku-suku berhubungan dengan cara tertentu saga etnologis, mengapa tempat-tempat atau tindakan-tindakan tertentu dianggap kudus saga kultis, atau mengapa lokasi tertentu mempunyai ciri khas saga geologis. Dalam Pertarungan di Pniel, mayoritas puisi mengacu pada teks Perjanjian Lama dengan tradisi Yahwista. Beberapa di antaranya, seperti “Jam Terakhir di Eden”, “Adam 1”, dan puisi-puisi lainnya tentang Adam, “Kain 1”, dan puisi-puisi lainnya tentang Kain, “Seusai Pembunuhan 1”, “Seusai Pembunuhan 2”, dan lain-lain. Sangat sedikit jumlah puisi yang merujuk pada tradisi Elohista, seperti puisi “Abraham di Moria” dan tradisi Priester Codex, seperti puisi “Genesis”. Untuk puisi-puisi dari tradisi Elohista dan Priester Codex pun, direkonstruksi oleh Cyprian dengan gaya narasi yang lebih menyerupai tradisi Yahwista. Puisi “Pertarungan di Pniel” adalah salah satu puisi yang mengacu pada teks Kejadian 32 22-33. Dalam terminologi semiotika intertekstualitas Riffatere, teks Kejadian 3222-33 adalah hipogram untuk teks puisi “Pertarungan di Pniel”. Pada umumnya, Cyprian taat pada alur narasi pada teks Alkitab. Namun, ia menyelipkan detail-detail yang memberi suspensi pada narasi puisinya. Berhadapan kami kini./Napas kami memburu./Darah kami membusa./Tak mungkin terus menjadi pengecut.// Bait ke-10 Yang menarik, Cyprian melakukan sebuah intralokasi pemindahan lokasi ke dalam diri terhadap lokasi pertarungan yang terjadi di tepi sungai ke dalam diri Yakub. Cyprian telah melakukan penafsiran baru terhadap teks dengan jalan pembatinan situasi pergumulan Yakub dengan Tuhan. Pertarungan dengan kuasa ilahi yang misterius dan menggetarkan tremendum direfleksikan secara baru sebagai pertarungan dengan diri sendiri. Pada bait terakhir, Cyprian menulis Namun dengan gerak tak terduga/dipelocokannya sendi pahaku, pincang./Tapi sudah kukalahkan ketakutan/juga binatang di dalam hatiku.// Dengan siasat ini, Cyprian tetap mempertahankan refleksi akan kemahakuasaan Allah dengan penyubjekan lawan bertarung Yakub, yakni dirinya sendiri. Cerita ini adalah bentuk saga etimologis, karena nama kota Pniel diasalkan pada pergumulan Yakub dengan Tuhan Ibr. Ś€Ö°ÖŒŚ Ś•ÖŒŚÖ”Śœ; Pnuel dapat diartikan dengan “berhadapan muka dengan Tuhan”. Selain itu, juga merujuk pada bentuk saga kultis karena kejadian dipelocokannya sendi paha Yakub kemudian menjadikan bangsa Israel memegang peraturan pantang kultis bahwa mereka tidak boleh makan daging pangkal paha untuk mengenang paha Yakub yang terluka. Pergumulan Eksistensial Seorang filosof eksistensialis religus Sren Kierkegaard merintis pemikiran tentang pergumulan hidup manusia yang menjadikannya khas dan istimewa, terutama dalam kaitannya dengan relasi personal manusia dengan Tuhan. Dalam karyanya Concluding Unscientific Postscript, Kierkegaard berbicara banyak tentang relasi subjektif individu manusia dengan Tuhan. Menurutnya, manusia harus masuk sampai pada tahap iman sebagai subjektivitas. Ia mengkritik pola beragama waktu itu yang abai terhadap dimensi interioritas personal iman manusia dengan Tuhan dalam kebatiniahan inwardness. Dalam skema eksistensialisme Kierkegard ini, puisi-puisi Cyprian dapat dibaca sebagai sebuah permenungan eksistensial berhadapan dengan narasi dalam teks-teks biblis. Cyprian memanfaatkan tokoh dalam Alkitab, seperti Adam, Kain, Yakub, Musa, dan lainnya sebagai tubuh yang memuat refleksi pribadi Cyprian berhadapan dengan pergumulan hidupnya. Jika diperiksa dengan teliti, kita akan menjumpai bagaimana pergumulan itu menjadi hidup dalam puisi-puisinya, khususnya berhadapan dengan negativitas pengalaman hidup. Puisi yang paling kuat mewakili pergumulan eksistensial adalah “Abraham di Moria.” Puisi panjang yang teridiri dari 18 larik ini mengeksplorasi sisi psikologis tokoh Abraham yang tengah bergelut dengan dilema keputusan berat dalam hidup, yakni cintanya pada Ishak dan ketaatannya pada Tuhan. Dalam teks Kejadian 221-19, sebagai hipogram puisi ini, kecemasan tidak hadir sebagai pergolakan batin Abraham berhadapan dengan perintah untuk mengorbankan Ishak. Menurut Kierkegaard, the missing thing dari kisah Abraham adalah kecemasan anxiety Abraham. Justru sisi kecemasan inilah yang dieksplorasi oleh Cyprian. Cypiran menulis Siapakah diriku, Tuhan?/Apabila anakku tunggal Kauminta kembali/adakah kuasaku memahannya?/Bolehkah onggokan kayu/ membantah pematung/yang menjadikannya indah?/Tuhan, inilah mezbah airmataku./Mazbah kasih untuk-Mu.// Puisi-puisi lain pun mengeksplorasi sisi psikologis tokoh Alkitab yang tidak tertulis dalam teks Alkitab, seperti dalam seri puisi tentang tokoh Adam dan Kain, misalnya. Bahkan, puisi tentang kain mencapai 9 puisi, yang diinterpretasi dari pelbagai sisi yang tidak hadir dalam Alkitab. Puisi “Kain 5”, misalnya, menarasikan kisah tentang Kain dan istrinya, atau puisi “Romansa di Luar Eden” yang menarasikan hubungan intim Adam dan Hawa di luar taman Eden pascapengusiran mereka. Secara umum, puisi-puisi Cyprian memang mengeksplorasi pergumulan batin tokoh-tokoh Alkitab berhadapan dengan pengalaman iman mereka. Siasat ini akhirnya menjadikan puisi-puisinya tampak hidup dan akrab dengan pergumulan hidup kita sehari-hari. Puisi yang Sedang Mencari Bentuk “Di tangan Cyprian, sejumlah kisah Alkitab terasa hidup dan mencair kembali. Sungguh menarik bahwa ia memperlakukan teks-teks tua itu sebagai—meminjam sebuah frasa dalam salah satu sajaknya—puisi yang sedang mencari bentuk’,” tulis Joko Pinurbo di komentar sampul. Siasat narasi dan eksplorasi pergumulan batin para tokoh Alkitab menjadi jalan yang mendukung Cyprian untuk mencairkan kisah-kisah yang kaku dan tua. Ia berhasil mendekatkan pergumulan tokoh-tokoh Alkitab ke dalam Lebenswelt dunia kehidupan kita yang akrab. Namun, kekuatan ini seakan meredup dalam beberapa puisi, khususnya dalam puisi-puisi akhir yang diambil dari khazanah Injil. Mungkin pembacaan Cyprian berhadapan dengan kisah Injil terasa lebih halus dan taat pada kisah-kisah Yesus. Pada umumnya, puisi-puisi ini merunut pada alur kisah dalam Injil. Dalam puisi “Yeshua Ha Masiach”, terasa pergumulan eksistensial ditutupi oleh pengakuan iman yang besar pada sosok Almasih. Mungkin saja, hal ini adalah bentuk eksplorasi berpuisi dari Cyprian sendiri, mengingat dari segi usia penulisan, puisi-puisi terakhir ditulis pada tahun yang cukup berjarak dengan puisi-puisi sebelumnya. Membaca puisi-puisi Cyprian memungkinkan kita memasuki panorama kisah-kisah purba dan berjarak dalam Alkitab secara lebih akrab. Dengan merekonstruksi narasi-narasi dalam Alkitab, Cyprian tengah memberikan kepada kita jalan alternatif untuk menikmati pergumulan eksistensial para tokoh Alkitab secara reflektif dan penuh ketegangan psikologis-eksistensial. Kita seakan melihat diri kita sendiri yang tengah bergelut, entah sebagai Adam yang diam di hadapan percakapan Ular dan Hawa, sebagai Kain yang terbeban dosa, atau sebagai Yakub yang mengalami pergolakan batin dalam kesepian yang asali. Author Recent Posts Seorang pegiat sastra di Komunitas Sastra Filokalia Seminari Tinggi St. Mikhael Penfui-Kupang dan anggota Komunitas Sastra Dusun Flobamora. Pernah diundang dalam Festival Temu Penyair Asia Tenggara 2018 di Kota Padang Panjang. Beberapa puisinya pernah di muat di Pos Kupang, Victory News, Bali Post dan Koran Tempo. Sedang mempersiapkan buku kumpulan puisi yang pertama. Latest posts by Giovanni A L Arum see all Pergumulan Eksistensial dalam Puisi Biblis - 24 August 2019 Apakahpergumulan hidup si penulis - 35838574 gulorizkipratama gulorizkipratama 14.11.2020 Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama terjawab 1. Apakah pergumulan hidup si penulis 1 Lihat jawaban Iklan Iklan angelasihombing27 angelasihombing27 Jawaban: Menceritakan Yesus Penolongku.
Commentaire composĂ© complet, rĂ©digĂ© par le professeur. DerniĂšre mise Ă  jour 02/11/2021 ‱ ProposĂ© par SYL Ă©lĂšve Texte Ă©tudiĂ© AUX LECTEURS Amis lecteurs qui ce livre lisez, DĂ©faites-vous de toute affection, Et le lisant ne vous scandalisez. Il ne contient ni mal ni infection. Il est vrai qu’il a peu de perfection À vous apprendre, sinon en fait de rire Mon cƓur ne peut autre sujet choisir, Voyant le deuil qui vous mine et consume ; Mieux vaut de rire que de larmes Ă©crire, Parce que rire est le propre de l’homme. PROLOGUE Buveurs trĂšs illustres, et vous vĂ©rolĂ©s trĂšs prĂ©cieux car c'est Ă  vous, et Ă  nul autre, que sont dĂ©diĂ©s mes Ă©crits, Alcibiade, au dialogue de Platon intitulĂ© Le Banquet, louant son prĂ©cepteur Socrate, qui est sans discussion le prince des Philosophes, dit, entre autres paroles, qu'il est semblable aux silĂšnes. Les SilĂšnes Ă©taient jadis de petites boĂźtes comme nous voyons Ă  prĂ©sent dans les boutiques des apothicaires, peintes au-dessus de figures comiques et frivoles, comme des harpies, des satyres, des oisons bridĂ©s, des liĂšvres cornus, des canes bĂątĂ©es, des boucs volants, des cerfs attelĂ©s et telles autres figures reprĂ©sentĂ©es Ă  plaisir pour exciter le monde Ă  rire. Tel fut SilĂšne, maĂźtre du bon Bacchus. Mais au-dedans on rangeait les drogues fines, comme le baume, l'ambre gris, la cardamome, le musc, la civette, les pierreries en poudre, et autres choses prĂ©cieuses. Il disait que Socrate Ă©tait pareil parce qu’en le voyant du dehors et en l’estimant par son apparence extĂ©rieure, vous n'en auriez pas donnĂ© une pelure l'oignon, tellement il Ă©tait laid de corps et de maintien risible, le nez pointu, le regard d'un taureau, le visage d'un fou, simple dans ses moeurs, rustique dans ses vĂȘtements, pauvre de fortune, infortunĂ© en femmes, inapte Ă  tous les offices de l'Ă©tat, toujours riant, toujours buvant Ă  la santĂ© d’un chacun, toujours plaisantant, toujours dissimulant son divin savoir. Mais en ouvrant cette boĂźte, vous auriez trouvĂ© au-dedans une drogue cĂ©leste et inapprĂ©ciable, un entendement plus qu'humain, une force d'Ăąme merveilleuse, un courage invincible, une sobriĂ©tĂ© sans pareille, un contentement assurĂ©, une assurance parfaite, un mĂ©pris incroyable de tout ce pour quoi les humains veillent, courent, travaillent, naviguent et bataillent tellement. À quel propos, Ă  votre avis, tend ce prĂ©lude et coup d'essai ? Parce que vous, mes bons disciples, et quelques autres fous qui n’ont rien Ă  faire, en lisant les joyeux titres de certains livres de notre invention, comme Gargantua, Pantagruel, Fessepinte, La dignitĂ© des braguettes, des pois au lard avec un commentaire, etc., vous jugez trop facilement qu’ils ne traitent Ă  l’intĂ©rieur que de moqueries, folĂątreries et joyeux mensonges, puisque l'enseigne extĂ©rieure, si on ne cherche pas plus loin, est communĂ©ment reçue Ă  dĂ©rision et rigolade. Mais il ne faut pas juger si lĂ©gĂšrement les Ɠuvres des humains. Car vous-mĂȘmes vous dites que l'habit ne fait pas le moine, et tel est vĂȘtu d’habits monacaux qui au-dedans n'est rien moins que moine ; et tel est vĂȘtu d'une cape Ă  l’espagnole, qui dans son cƓur n’appartient nullement Ă  l'Espagne. C'est pourquoi il faut ouvrir le livre et soigneusement peser ce qui y est racontĂ©. Alors vous connaĂźtrez que la drogue qu’il contient est de bien autre valeur que ne le promettait la boĂźte. C'est-Ă -dire que les matiĂšres traitĂ©es ici ne sont pas si folĂątres que le titre dessus le prĂ©tendait. Rabelais, Gargantua - Prologue Traduction Mme Fragonard Écrit en 1534 par François Rabelais sous le pseudonyme de Alcofribas Nasier, le prologue de Gargantua est destinĂ©, comme tout prologue, Ă  inciter Ă  la lecture. C’est une invitation au lecteur Ă  dĂ©couvrir un univers imaginaire, mais aussi une pensĂ©e et un style. Cependant ce prologue va plus loin il donne des clĂ©s de lecture de l’Ɠuvre et pose dĂ©jĂ  les bases de la philosophie humaniste prĂŽnĂ©e par l’auteur. Nous verrons comment ce texte, sous une apparence comique, dissimule en rĂ©alitĂ© une rĂ©flexion profonde et pertinente sur le genre humain. I. Une apparence comique a Le registre burlesque Le prologue est prĂ©cĂ©dĂ© d’un dizain strophe ou un poĂšme de dix vers liminaire sous forme d’apostrophe au lecteur. Rabelais place ainsi son Ɠuvre sous le signe du rire parce que rire est le propre de l’homme. ». Le champ lexical du rire, et les nombreuses connotations qui l’accompagnent, soulignent le programme de Gargantua de quoi rire ; le rire ; Ă  rire ; ridicule ; toujours riant ; se rĂ©jouissant ; farces ; dĂ©rision ; moqueries ; folĂątreries ; rigolade
 » Rabelais a recours au registre burlesque c'est-Ă -dire Ă  l'emploi de termes comiques ou vulgaires pour traiter d’un sujet ou de personnages nobles. On a ici une dĂ©calage entre le titre Ă©logieux La vie inestimable du grand Gargantua » qui nous place dans un registre Ă©pique hĂ©ritĂ© des romans de chevalerie, ou mĂȘme hagiographique, qui relate la vie des saints et le style bas qui transparaĂźt dĂšs la premiĂšre ligne et l’apostrophe au lecteur, traitĂ© par les oxymores de buveurs illustres » et de vĂ©rolĂ©s trĂšs prĂ©cieux. » Le burlesque vise Ă  rabaisser ce qui est noble ou respectable, ici le portrait de Socrate. Le grand philosophe est dĂ©peint via un portrait pĂ©joratif qui ridiculise son apparence physique laid de corps, de maintien risible, le regard d’un taureau, le visage d’un fou
 » Les rĂ©fĂ©rences qui lui sont associĂ©es sont marquĂ©es par la nĂ©gation inapte, infortunĂ© », discordante avec le personnage de Socrate, reconnu de tous comme un modĂšle de sagesse, et le pĂšre mĂȘme de la philosophie. De plus, le prologue cherche en principe Ă  susciter la bienveillance du lecteur pour lui donner envie de poursuivre ici, le lecteur est presque insultĂ© ! Mais la tournure oxymorique nous permet de comprendre qu’il s’agit d’une plaisanterie, et que Rabelais s’adresse Ă  nous comme Ă  de bons et fidĂšles camarades. b Un style dionysiaque Par apposition Ă  l’esthĂ©tique appolinienne, qui cĂ©lĂšbre Apollon le dieu des arts et de la beautĂ©, symbole d’ordre et de culture, le dionysiaque est une esthĂ©tique de la dĂ©mesure, de l’ivresse, de l’instabilitĂ© et de l’enthousiasme. Apollon incarne l’ordre, Dionysos, le dieu de la vigne, incarne la gaietĂ© et le chaos. L’apostrophe buveurs trĂšs illustres » place d’emblĂ©e le lecteur dans cet univers. Il faut lire Gargantua comme on boirait du vin, pour en tirer une ivresse joyeuse. Rabelais Ă©voque aussi SilĂšne, le satyre pĂšre adoptif de Dionysos. L’ivresse transparaĂźt partout dans l’écriture de Rabelais, Ă  travers les nombreuses Ă©numĂ©rations dĂ©lirantes comme les harpies, les satyres, les oisons bridĂ©s, les liĂšvres cornus, les boucs volants etc. » On dirait un propos d’ivrogne en proie Ă  des hallucinations, comme si l’auteur, incapable de s’arrĂȘter de parler, Ă©tait emportĂ© par une ivresse littĂ©raire. L’énumĂ©ration des Ɠuvres participe Ă  cette sensation Gargantua et Pantagruel sont citĂ©es mais les titres suivants sont fantaisistes et inventĂ©s par l’auteur, Ă  portĂ©e presque scatologique Fessepinte, la DignitĂ© des braguettes
 » et donc de ce qu’elles contiennent.. C’est la promesse d’une Ɠuvre marquĂ©e par la joie et la spontanĂ©itĂ©. Mais derriĂšre cette Ă©criture fantaisiste et dionysiaque se cache une Ɠuvre Ă  visĂ©e philosophique le prologue sert Ă  nous avertir de ce double niveau de lecture. II. Un prologue philosophique a Le rire, une porte d'entrĂ©e vers la pensĂ©e de l’auteur Le rire de Rabelais est un choix rĂ©flĂ©chi, une posture volontaire, comme le montre la formule comparative mieux vaut de rire que de larmes Ă©crire ». Il vaut mieux Ă©crire de quoi rire que de quoi pleurer, car le rire est le propre de l’homme. Rabelais insiste sur le rire qui est un privilĂšge unique de la condition humaine les animaux ne rient pas. Dans le mĂȘme temps, il Ă©voque un deuil qui mine et consume » le registre tragique est amenĂ© en opposition au ton burlesque et joyeux de cette apostrophe. L’auteur rappelle que son Ɠuvre a deux niveaux de lecture en surface, le comique et le burlesque qui amuse et divertit ; en profondeur le tragique et le sĂ©rieux, inhĂ©rent Ă  la condition humaine, par essence mortelle et fragile. Le champ lexical de la philosophie contrebalance la tonalitĂ© comique du texte Socrate, prince des philosophes, comprĂ©hension, vertu, contentement, examen approfondi, interprĂ©ter, nature, sage
 » Ce vocabulaire abstrait s’oppose Ă  l’univers fantaisiste et scatologique et souligne l’ambition philosophique de l’Ɠuvre. Le texte est d’ailleurs structurĂ© Ă  la maniĂšre d’un texte argumentatif 1er paragraphe descriptif Ă  visĂ©e argumentative avec la mĂ©taphore filĂ©e de la boite, qui insiste sur l’importance du contenu sur le contenant, tout comme pour Socrate en intĂ©rieur intelligence, force, merveille
 », et donc comme pour l’Ɠuvre. Le deuxiĂšme paragraphe est argumentatif et construit avec la prĂ©sence de connecteurs logiques mais, car, c’est pourquoi, alors, dans l’hypothĂšse oĂč
 » Rabelais est donc moins ivre qu’il n’y parait. Il veut valoriser la raison et la logique le rire est une porte d’entrĂ©e dans l’Ɠuvre qui sĂ©duit le lecteur dans l’immĂ©diat, pour ensuite lui faire dĂ©couvrir une rĂ©flexion humaniste. Il s’amuse mĂȘme en accusant le lecteur d’avoir trop bu ! b Une mĂ©decine de l’ñme Rabelais est un mĂ©decin diplĂŽmĂ© et pratiquant. Il a lu Hippocrate et Galien, qu’il cite d’ailleurs ensuite dans ce mĂȘme prologue. Cette formation transparaĂźt tout au long du prologue. Le champ lexical de la mĂ©decine est omniprĂ©sent ni mal ni infection ; remĂšdes ; baumes ; drogue
 » La lecture de Gargantua nous est prescrite Ă  la maniĂšre d’un mĂ©dicament. Il est destinĂ© Ă  guĂ©rir les Ăąmes en les ouvrant Ă  la sagesse et Ă  la vĂ©ritĂ©. C’est un manifeste humaniste. III. Un prologue humaniste a La grandeur de l’homme Sous la satire, Rabelais met en avant la noblesse de notre dimension spirituelle. À travers une Ă©numĂ©ration des activitĂ©s qu’il juge dĂ©gradantes pris de convoitise, travaillent courent, naviguent, bataillent
 » il fait une allusion trĂšs claire aux prĂ©occupation sociales de son temps, guerre de religion, commerce maritime etc.. Il caricature les hommes entraĂźnĂ©s dans le tourbillon d’une vie sans prendre le temps de penser ou de rĂ©flĂ©chir. Cette pensĂ©e est rĂ©solument moderne pour son Ă©poque, car elle peut s’appliquer encore parfaitement aujourd’hui ! Il appelle l’homme Ă  se dĂ©pouiller de l’action frĂ©nĂ©tique pour accĂ©der Ă  la contemplation et Ă  la rĂ©flexion. Il met en valeur les bienfaits de la connaissance Ă  l’aide du registre Ă©pique comprĂ©hension plus qu’humaine, vertus merveilleuses, courage invincible, assurance parfaite
 ». Il met en Ă©vidence la grandeur de l’homme, sa capacitĂ© Ă  utiliser son esprit pour comprendre le monde. b Une nouvelle conception de la littĂ©rature Rabelais souhaite dĂ©peindre l’homme tel qu'il est. Il mentionne les croyances populaires l’habit ne fait pas le moine » et utilise le langage quotidien et non savant pour parler de l’homme tel qu’il est, sans chercher Ă  l’idĂ©aliser. Il abolit la frontiĂšre entre Ă©crit et oral, et entame un dialogue avec le lecteur, comme le prouve la 2eme personne du pluriel c’est Ă  vous que je dĂ©die
 ; pour que vous mes bons disciples ; avez-vous trop bu ? ». Il joue le rĂŽle d’un Socrate qui, par le dialogue, cherchait Ă  dĂ©faire les prĂ©jugĂ©s de son interlocuteur. Socrate utilisait sa propre mĂ©thode, appelĂ©e la maĂŻeutique, ou l’accouchement des Ăąmes. Rabelais, Ă  travers le philosophe grec, fait revivre le patrimoine grĂ©co-latin que les humanistes redĂ©couvrent et veillent Ă  appliquer dans leur vie quotidienne. c Par-delĂ  le chaos Comique, argumentatif, philosophique
 ce prologue est aussi Ă©tonnamment poĂ©tique. De nombreuses rimes internes dans les descriptions tĂ©moignent d’une volontĂ© esthĂ©tique. Les assonances ajoutent de la musicalitĂ©. Le texte, qui s’ouvrait sur une cĂ©lĂ©bration du chaos dionysiaque, se rĂ©vĂšle paradoxalement soucieux de son harmonie. Rabelais cherche Ă  rapprocher les contraires le rire et le tragique, le laid et le beau, l’ordre et le chaos
 Il veut montrer l’unitĂ© du monde plutĂŽt que sa division. La subtilitĂ© de cette dimension poĂ©tique souligne que le monde reste unifiĂ© sous son apparence dĂ©sordonnĂ©e et anarchique. Sans doute est-ce le cƓur mĂȘme du projet humaniste. Conclusion Ce prologue de Gargantua permet au lecteur de comprendre le contenu de l’ouvrage Ă  venir une Ɠuvre littĂ©raire contenant des genres et des registres multiples, de la farce jusqu’à la poĂ©sie. Ce texte rĂ©sume Ă  lui seul le projet humaniste de Rabelais Ă©tudier le foisonnement et la complexitĂ© du monde mais surtout en louer son unitĂ©.
Pergumulankebudayaan merupakan upaya mengerti problematika hidup dan kehidupan dalam semesta raya ini, kemudian berupaya mengambil peran yang berguna bagi sesama serta liyan. Memasuki ruang pergumulan, artinya semua pihak bersiap melakukan percakapan, melempar dan menerima kritik, menyodorkan dan menerima solusi, kemudian 5 Kunci Menang dari Pergumulan Bertekun dalam Pergumulan – Ringkasan Kotbah Gereja Reformasi Indonesia Coretan Mahasiswa Pergumulan dan Kesabaran – KAMAJAYA Scholarship PERGUMULAN HIDUP ORANG BENAR Gereja Murid Kristus BERIMAN dalam PERGUMULAN Part 1 Family First Indonesia Percaya Pada Tuhan, Pergumulan Diubah Jadi Berkat - SBU SIKAP ORANG PERCAYA DALAM MENGHADAPI PERGUMULAN GPIB Gideon Depok Positif Menghadapi Pergumulan - JerryTrisya Apa Pergumulan Terbesar Anda? Doa di Tengah Pergumulan ~ Murid Sejati PERGUMULAN HIDUP - Andalkan Tuhan Dalam Pergumulan Hidup Agar Kita Tak Larut Dalam Masalah - Sebuah Pergumulan yang Berat Renungan Kristiani 4 Pergumulan yang Kita Hadapi dalam Pelayanan – The Light Team" MENGHADAPI PERGUMULAN HIDUP 4 Pergumulan yang Mungkin Dihadapi oleh Pendeta Gerejamu Lebih Daripada yang Kamu Pikirkan – PUISI Pergumulan – PENDOA SION 30 LAGU-LAGU SAAT MENGHADAPI PERGUMULAN HIDUP - HIDUP KRISTEN Article HM MINISTRY Pengharapan di Tengah-Tengah Pergumulan Hidup e-Artikel 5 PUJIAN TERBAIK SAAT MENGATASI PERGUMULAN LIRIK - YouTube Doa Mohon Allah Mendengarkan Doa Kita Doa dalam pergumulan hidup yang berat – Bawalah segala pergumulan hidup Santapan Rohani PENYESUAIAN SIKAP HATI MENGHADAPI PERGUMULAN HIDUP Doa Dalam Pergumulan - YouTube PERGUMULAN HIDUP ORANG BENAR
 - Renungan Harian Kristen Facebook Makin Tertekan Makin Berkemenangan Solusi Praktis Mengatasi Kesulitan Dan Pergumulan Hidup Orang Percaya Rubin Adi Abraham - pergumulan hidup Jual Produk Pergumulan Hidup Orang Termurah dan Terlengkap Oktober 2021 Bukalapak Beriman Teguh di Tengah Pergumulan Hidup KOMUNITAS WARGA KRISTEN 20 JAWABAN TUHAN ATAS PERGUMULAN HIDUP Renungan & Firman Tuhan - Ayat Pengharapan Dalam Pergumulan - YouTube Warrior Bride Of Christ Indonesia - MENGAPA KITA BERDOA? Kolose 42 “Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur.” Di waktu-waktu ini kita disarankan untuk lebih banyak berdoa. Ada BERIMAN dalam PERGUMULAN part 3 Family First Indonesia Doa Dalam Pergumulan Iman, Doa, Tuhan Pergumulan Chelsea Immanuel auf Twitter “Engkau Tau Tuhan, setiap pergumulan di hidup ku, tanpa kekuatan dr Mu aku engga akan sanggup. Carilah Pertolongan Kepada Tuhan Saat Pergumulan Hadir – 4 Pergumulan yang Kita Hadapi dalam Pelayanan – Persekutuan Oikumene 2 Arti Kata Pergumulan di Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI di TENANG DITENGAH PERGUMULAN - PPHKI Cara Menyelesaikan Pergumulan Hidup Yang Berlarut-larut Penyerahan Yang Benar Dalam Menghadapi Pergumulan. Forum Kristen Online 20 LAGU ROHANI SAAT MENGATASI PERGUMULAN - LIRIK LAGU KRISTEN Pergumulan Batin Kita – GKI KARANGSARU Ayat Alkitab dalam Menghadapi Pergumulan Pergumulan - STEMI Pemuda Renungan Saat Teduh Mazmur 61-4 Ayat Alkitab Tentang Pergumulan - Agung Raditia W KUATKAN IMAN DALAM PERGUMULAN” - MAZMUR 46 1 - 12 + Audio - Dodoku GMIM Bertahan Dalam Pergumulan Hidup sebagai Orang Kristiani - Katedral Pangkalpinang Pergumulan dalam Tuhan Lagu Rohani Kristen Saat Menghadapi Pergumulan - Insight Tour đŸ‘Œ Pergumulan adalah awal
 - KATA-KATA PENUH BERKAT Facebook Pergumulan Halaman 1 - Baik dalam pergumulan maupun sukacita, penyertaan, kasih, dan anugerah Allah terbukti cukup. Santapan Rohani Doa dalam pergumulan - YouTube Pergumulan Hidup – Life Quotes Awal dari Sebuah Pergumulan Kesaksian Kasih Allah 25 Lirik Lagu Rohani Kristen Tentang Mengatasi Pergumulan - YuKristen Apakah pergumulan hidup si penulis​ - Pedoman dan Inspirasi KeHidupan ” Kemuliaan Dibalik Pergumulan & Penderitaan..” Pencobaan Hidup Ujian, Pergumulan Orang Kristen – Masalah Mengantarkan Pada Ketenteraman Hati Dan Kreativitas – menang BERSAMA LAGU ROHANI KRISTEN SAAT MENGHADAPI PERGUMULAN, MASALAH DAN MENUJU MUKJIZAT - YouTube Rohani, Lagu, Kristen Renungan Harian - TERLIBAT DALAM PERGUMULAN SESAMA Dimana Allah pada saat kita menghadapi pergumulan hidup? Afen Sena – Pergumulan dan Kerumunan Kata Di Antara Titik dan Koma Halaman Moeka Publishing Motivasi kristen - Apa yang menjadi pergumulan mu saat ini. . Apapun yang menjadi pergumulan mu, saat ini.. Tetaplah berdoa dan andalkan Tuhan.. . Ada kekuatan dan pertolongan.. Amin. Facebook Bersyukurlah, Karena Nafas Hidup Lebih Penting Dari Pergumulan Hidupmu Motivasi-Kristen - Motivasi - Kristen Iman, Budaya, dan Pergumulan Sosial - OBOR 2 Arti Kata Pergumulan - Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI - Kemenangan dalam Pergumulan" - GKI Beringin, Semarang podcast Listen Notes pergumulan – Serambi Jeffry Sudirgo Cara Menghadapi Pergumulan – Tumbuh Benar Doa Kristen Dalam Pergumulan Bisa Dicek Dalam Mazmur 61-10 - Ű§Ù„ÙˆŰłÙ… pergumulan Űčلى ŰȘويŰȘ۱ Doa Kristen Sebelum Tidur Dan Doa Pergumulan Berdasarkan Alkitab - Agung Raditia W Menang Atas Pergumulan Hidup - Dogmatika Kristen PENYESUAIAN SIKAP HATI MENGHADAPI PERGUMULAN HIDUP Listen to Lagu Rohani Menguatkan Saat Dalam Pergumulan 2021 Lagu Rohani Kristen Terbaru 2021 Terpopuler by elchristys in Andre playlist online for free on SoundCloud Seberat Apapun Pergumulan Hidupmu, Ingatlah Ada Tuhan Tempat Untuk Bersandar ANTARA PERGUMULAN DAN PENYERAHAN tak ada lagi pergumulan Wahyu 21 1-4 nandohotang 8 SELF HEALING VERSI ARCHA BELLA MENGHADAPI PERGUMULAN KEHIDUPAN - ARCHA BELLA’S ADVENTURE PERGUMULAN PANJANG YANG MELELAHKAN Lagu Pergumulan Paling Menyentuh Hati Lagu Rohani Terpopuler Sepanjang Masa - YouTube COVID 19 SEBAGAI PERGUMULAN EKSISTENSIAL MANUSIA DALAM EKSISTENSIALIME SØREN KIERKEGAARD – Betang Filsafat Jual Ebook Pergumulan Kerumunan Kata Diantara Titik dan Koma - Kab. Tangerang - CSAS Indonesia Tokopedia HIDUP DALAM MASYARAKAT DENGAN PRINSIP KRISTIANI - ppt download PENYANGKALAN IMAN DALAM PERGUMULAN & TANTANGAN Lukas 2254-62 - DEAR PELANGI Doa dalam pergumulan KASKUS 43 Doa dalam pergumulan – Podcast on Instagram with Daniel Richard – Podcast – Podtail Pergumulan Kita - Home Facebook Satu pergumulan adalah sa
 Quotes & Writings by christianarmy_ YourQuote Struggles Pergumulan-Pergumulan - Mengikut Yesus di Dunia yang Terpusat pada Selfie Jual Buku Pergumulan Individu Dan Kebatiniahan Menurut Soren Kierkegaard oleh Eugenita Garot - Gramedia Digital Indonesia Arti kata pergumulan dalam kamus Indonesia-Inggris. Terjemahan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris - Kamus lengkap online semua bahasa NIETZSCHE Sebuah Catatan Pergumulan dan Bentrokan Buku Pergumulan Mengerti Kehendak Allah Tafsiran Habakuk Shopee Indonesia Hidup dalam kesatuan Dikuatkan dalam pergumulan - Faithlife Sermons
Dalampergumulan hidup yang berat, kita mudah tergoda untuk mencari atau menerima tawaran pertolongan terdekat dan tercepat yang melibatkan dosa. penulis mengajak pembaca menyelidiki apa yang telah mereka lakukan selama ini serta mengajak umat Allah untuk bertobat dan berpaling kepada Tuhan karena mereka telah mendurhaka dan memberontak
Apakah Pergumulan Hidup Si Penulis – Si penulis adalah seorang yang bersemangat dan berkeyakinan. Ia memiliki visi dan pendiriannya yang kuat. Namun, ia juga sering menghadapi persoalan dalam hidupnya. Ia menghadapi rintangan yang menghalangi jalan untuk menuju tujuannya. Hal ini dimulai dari masa lalunya yang penuh kesulitan. Dia tumbuh di lingkungan yang kurang mendukung dan sering membuatnya merasa aneh. Ia berjuang untuk menemukan identitasnya sendiri dan membangun kepercayaan diri. Selain itu, dia juga sering menghadapi masalah finansial. Ia merasa sulit untuk menyediakan uang untuk biaya hidup, biaya pendidikan, dan biaya untuk menyelesaikan proyek-proyeknya. Dia harus berjuang keras untuk menemukan cara yang tepat untuk membuat kehidupan yang lebih baik. Selain masalah finansial, dia juga menghadapi masalah mental. Ia sering merasa putus asa dan tidak memiliki apa-apa yang bisa diharapkan. Dia merasa tertekan dan seperti tidak ada jalan keluar. Untuk menghadapi semua persoalan ini, dia harus menggunakan semua kemampuan yang dimilikinya. Ia harus berusaha untuk menemukan cara untuk mengatasi masalah-masalah yang ada dalam hidupnya. Cara-cara itu bisa meliputi membuat rencana, mengambil risiko, dan menggunakan kekuatan batinnya. Dia juga harus berusaha untuk menerima bahwa tidak semua yang ia lakukan akan berhasil. Ia harus belajar untuk mengambil keputusan yang baik dan menghindari pilihan yang salah. Pada akhirnya, si penulis harus mengingat bahwa ia punya kekuatan untuk menghadapi pergumulan hidupnya. Dia harus merasa optimis dan berusaha untuk melihat setiap masalah sebagai tantangan yang bisa diatasi. Jika ia berusaha keras, ia akan dapat mencapai tujuannya dan hidup yang lebih baik. Penjelasan Lengkap Apakah Pergumulan Hidup Si Penulis1. Si penulis memiliki visi dan pendirian yang kuat, namun ia juga harus menghadapi persoalan dalam Ia tumbuh di lingkungan yang kurang mendukung yang membuatnya merasa aneh dan berjuang untuk menemukan identitasnya Dia menghadapi masalah finansial untuk biaya hidup, biaya pendidikan, dan biaya untuk menyelesaikan Ia juga menghadapi masalah mental seperti merasa putus asa dan tidak memiliki apa-apa yang bisa Untuk menghadapi persoalan hidupnya, ia harus menggunakan kemampuan yang dimilikinya dan mengambil Ia juga harus mengambil keputusan yang baik dan menghindari pilihan yang Pada akhirnya, ia harus mengingat bahwa ia memiliki kekuatan untuk menghadapi pergumulan hidupnya. Penjelasan Lengkap Apakah Pergumulan Hidup Si Penulis 1. Si penulis memiliki visi dan pendirian yang kuat, namun ia juga harus menghadapi persoalan dalam hidupnya. Si Penulis memiliki visi dan pendirian yang kuat. Kedua hal ini membuatnya menjadi seseorang yang berkepribadian kuat dan memiliki komitmen untuk mengejar tujuannya. Ia tahu bahwa hidup tidak selalu mudah dan bahwa ia harus berjuang untuk mencapai tujuannya. Visi dan pendiriannya memberikan dia kekuatan untuk tetap berpikir positif meskipun ia harus menghadapi berbagai persoalan. Persoalan yang dihadapi si penulis beragam. Ia harus berjuang untuk mencapai tujuannya dan mendapatkan apa yang diinginkannya. Ia harus berjuang menghadapi rintangan fisik dan mental. Ia juga harus berjuang menghadapi persoalan finansial. Ia mungkin harus berjuang untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan menghadapi persaingan yang ketat. Ia juga mungkin harus berjuang untuk mempertahankan kehidupan yang layak dan menghadapi situasi yang tidak pasti. Ia mungkin juga harus berjuang untuk mencapai tujuannya dengan menghadapi rintangan dari orang lain. Ketika menghadapi persoalan, si penulis harus berjuang untuk mengubah situasi dan membuatnya menjadi lebih baik. Ia harus menggunakan visi dan pendiriannya untuk membuat keputusan yang tepat. Ia harus mengambil tindakan yang tepat dan berpikir secara logis. Ia juga harus terbuka untuk menerima bantuan dan nasihat dari orang lain. Ia harus belajar bagaimana mengatasi masalah dan menjadi lebih kuat. Ia harus belajar bagaimana menjadi lebih fleksibel dan beradaptasi dengan situasi yang berubah. Kebalikan dari pergumulan hidup si penulis adalah kemampuannya untuk bersyukur. Ia harus mampu menghargai harta dan kehidupan yang dimilikinya. Ia harus mampu melihat masa depan dengan optimisme. Ia juga harus mampu berdamai dengan situasi yang ada dan berusaha untuk mencapai tujuannya dengan cara yang paling efektif. Ia harus mampu menerima kenyataan dan bergerak maju. Untuk mencapai tujuannya, si penulis harus siap untuk berjuang. Ia harus berjuang melawan rasa putus asa dan rintangan yang ada. Ia harus berjuang untuk menemukan jalan yang tepat untuk mencapai tujuannya. Ia harus berjuang untuk mempertahankan visi dan pendiriannya. Ia juga harus berjuang untuk mempertahankan keberanian dan kegigihannya. Ia harus berjuang untuk mencapai tujuannya meskipun ia harus menghadapi berbagai persoalan. 2. Ia tumbuh di lingkungan yang kurang mendukung yang membuatnya merasa aneh dan berjuang untuk menemukan identitasnya sendiri. Pergumulan hidup si penulis bisa dikatakan cukup kompleks. Dari luar, ia mungkin terlihat seperti orang yang normal, namun dalam hatinya, ia mungkin merasakan sebuah perjuangan yang mengharuskannya untuk menemukan identitas dirinya sendiri. Ini tentu saja karena ia tumbuh di lingkungan yang tidak mendukung, yang membuatnya merasa aneh dan berjuang untuk menemukan identitasnya sendiri. Ketidakmendukungan lingkungan ini terutama berasal dari dua hal. Pertama, ia mungkin merasa tidak terlalu dimengerti oleh orang-orang di sekitarnya. Mereka mungkin tidak mengerti apa yang ia alami, dan mungkin tidak bisa membantunya menemukan identitas dan tujuan hidup dirinya sendiri. Kedua, ia mungkin merasa tertekan oleh kultur dan budaya yang ada di lingkungannya. Mereka mungkin tidak berpikir sama, dan mungkin tidak mendukung apa yang ia coba lakukan. Ini membuatnya merasa aneh dan kesepian. Ketidakmendukungan lingkungan ini bukan hanya berdampak pada perasaan si penulis, tetapi juga pada kinerjanya. Ia mungkin merasa sulit untuk berkonsentrasi dan fokus pada tugas-tugasnya, dan mungkin merasa tidak bersemangat untuk melakukan apa pun. Ini tentu saja merugikan si penulis, karena ia tidak bisa mencapai potensinya yang sebenarnya. Ketidakmendukungan lingkungan ini juga membuat si penulis merasa putus asa dan tidak berdaya. Ia mungkin merasa bahwa ia tidak bisa mencapai tujuan hidupnya sendiri tanpa bantuan orang lain, atau bahkan tanpa berjuang sendiri. Ia mungkin merasa sulit untuk melakukan apa pun tanpa bantuan lingkungan yang mendukung. Namun, meskipun lingkungannya tidak mendukung, si penulis masih bisa menemukan identitas dan tujuan hidup dirinya sendiri. Ia harus berusaha untuk mencari sesuatu yang mendorongnya untuk bergerak ke arah yang benar. Ia juga harus mencari orang-orang yang dapat memahaminya dan mendukungnya. Dengan cara ini, ia akan dapat menemukan identitas dan tujuan hidup dirinya sendiri. Dalam kesimpulan, pergumulan hidup si penulis terutama disebabkan oleh lingkungannya yang tidak mendukung. Ia mungkin merasa aneh dan kesepian, dan mungkin merasa putus asa dan tidak berdaya. Namun, dengan usaha dan bantuan orang lain, ia masih dapat menemukan identitas dan tujuan hidup dirinya sendiri. 3. Dia menghadapi masalah finansial untuk biaya hidup, biaya pendidikan, dan biaya untuk menyelesaikan proyek-proyeknya. Pergumulan hidup yang dihadapi oleh si penulis dapat dibagi menjadi tiga – masalah finansial untuk biaya hidup, biaya pendidikan, dan biaya untuk menyelesaikan proyek-proyeknya. Pertama, si penulis menghadapi masalah finansial untuk biaya hidup. Membayar tagihan utilitas, biaya makanan, dan biaya transportasi adalah beberapa hal yang harus dibayar untuk mendukung biaya hidup. Biaya-biaya ini harus dipenuhi untuk memastikan kualitas hidup yang baik. Si penulis mungkin memiliki pendapatan dari sumber daya yang berbeda, termasuk menulis, menyelesaikan proyek, atau bekerja paruh waktu. Namun, bahkan dengan pendapatan yang lebih tinggi, masalah finansial tetap menjadi pergumulan yang harus dihadapi. Kedua, masalah finansial juga timbul ketika si penulis harus membayar biaya pendidikan. Setiap tahun, biaya pendidikan bisa meningkat, dan si penulis mungkin harus berjuang untuk membayar biaya-biaya tersebut. Pendidikan adalah salah satu aspek penting dalam hidup, dan si penulis mungkin harus memilih untuk membayar biaya pendidikan lebih tinggi daripada menggunakannya untuk membayar tagihan lainnya. Ketiga, masalah finansial juga timbul ketika si penulis harus menyelesaikan proyek-proyeknya. Proyek-proyek yang dihadapi oleh si penulis mungkin melibatkan biaya yang cukup tinggi. Biaya ini mungkin berupa peralatan, sumber daya, dan biaya transportasi. Si penulis mungkin harus meminjam uang atau mencari pinjaman untuk menyelesaikan proyek-proyeknya. Dalam kesimpulannya, masalah finansial adalah salah satu pergumulan hidup yang dihadapi oleh si penulis. Masalah finansial yang ia hadapi berbeda-beda, termasuk biaya hidup, biaya pendidikan, dan biaya menyelesaikan proyek-proyeknya. Si penulis harus berjuang untuk memenuhi biaya-biaya tersebut untuk memastikan kualitas hidup yang baik. Oleh karena itu, mengelola uang dan mencari sumber pendapatan yang tepat adalah hal penting yang harus diperhatikan oleh si penulis. 4. Ia juga menghadapi masalah mental seperti merasa putus asa dan tidak memiliki apa-apa yang bisa diharapkan. Pergumulan hidup si penulis dapat bervariasi dari situasi ke situasi. Ia harus berhadapan dengan berbagai masalah, mulai dari masalah ekonomi hingga masalah mental. Salah satu masalah mental yang dihadapi oleh si penulis adalah merasa putus asa dan tidak memiliki apa-apa yang bisa diharapkan. Merasa putus asa dapat berdampak buruk bagi si penulis. Ia mungkin merasa tidak berdaya dan bahwa usahanya tidak akan pernah berhasil. Ini dapat mengganggu konsentrasinya dan mengurangi produktivitasnya. Ia mungkin juga akan mulai meragukan kemampuannya, menjadi pesimis dan mengurangi rasa percaya dirinya. Hal ini dapat mengakibatkan depresi dan rasa takut yang menghalangi si penulis untuk melangkah maju. Selain merasa putus asa, si penulis juga menghadapi masalah tidak memiliki apa-apa yang bisa diharapkan. Ini dapat menyebabkan rasa frustrasi karena si penulis tidak memiliki tujuan atau cita-cita yang jelas. Ia mungkin merasa bahwa usahanya tidak akan pernah berhasil dan bahwa tidak ada yang bisa ia capai dalam hidupnya. Ia mungkin juga merasa bahwa ia tidak memiliki alasan untuk terus berusaha. Kondisi ini dapat membuat si penulis berjuang untuk tetap bertahan dan melangkah maju. Ia harus menemukan cara untuk mengatasi masalah mentalnya dan menemukan tujuan dalam hidupnya yang dapat memberinya alasan untuk terus berusaha. Ia harus menemukan cara untuk menyadari potensi dan kemampuannya dan menemukan alasan untuk bangkit dan terus bergerak maju. Kesulitan yang dihadapi si penulis dalam menghadapi masalah mental seperti merasa putus asa dan tidak memiliki apa-apa yang bisa diharapkan dapat diatasi dengan berusaha untuk menemukan tujuan dalam hidupnya dan meningkatkan rasa percaya diri. Ia harus belajar bagaimana menghadapi masalah-masalah mental dan menemukan cara untuk bangkit dan terus bergerak maju. Dengan berpegang pada tujuan dan cita-cita yang diinginkan, si penulis dapat mengatasi masalah-masalah mental dan mencapai tujuannya. 5. Untuk menghadapi persoalan hidupnya, ia harus menggunakan kemampuan yang dimilikinya dan mengambil risiko. Pergumulan hidup si penulis adalah masalah yang harus dihadapi setiap orang dalam kehidupan mereka. Si Penulis adalah salah satu contoh dari orang-orang yang harus menghadapi pergumulan hidupnya. Dalam menghadapi persoalan hidupnya, ia harus menggunakan kemampuan yang dimilikinya dan mengambil risiko. Untuk menghadapi persoalan hidupnya, si Penulis harus mengetahui bahwa ia memiliki beberapa kemampuan yang dapat membantu ia menghadapinya. Kemampuan yang dimiliki si Penulis dapat berupa kemampuan untuk menulis, berbicara, berkomunikasi, dan bertindak. Dengan menggunakan kemampuan-kemampuan ini, ia dapat membuat keputusan yang tepat untuk menyelesaikan masalahnya. Selain itu, si Penulis juga harus mengambil risiko. Risiko yang harus diambil oleh si Penulis adalah risiko untuk mengambil tindakan dan berani menghadapi konsekuensinya. Risiko ini harus diambil oleh si Penulis untuk mencapai tujuannya. Jika ia tidak berani mengambil risiko, ia tidak dapat mencapai tujuannya. Tetapi, si Penulis juga harus menyadari bahwa risiko yang diambilnya juga dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, ia harus mempertimbangkan apakah risiko yang akan diambilnya akan lebih menguntungkan atau merugikan ia. Jika ia merasa bahwa risiko yang akan diambilnya merugikan ia, ia harus mencari cara lain untuk menyelesaikan masalahnya. Kesimpulannya, pergumulan hidup si Penulis adalah masalah yang harus dihadapi oleh semua orang. Untuk menghadapi persoalan hidupnya, ia harus menggunakan kemampuan yang dimilikinya dan mengambil risiko. Dengan menggunakan kemampuan yang ia miliki dan mengambil risiko, si Penulis dapat mencapai tujuannya dan menyelesaikan masalahnya. 6. Ia juga harus mengambil keputusan yang baik dan menghindari pilihan yang salah. Pergumulan hidup si penulis adalah kombinasi dari berbagai rintangan, tantangan, dan pilihan yang harus dihadapinya. Ia harus berusaha menyesuaikan diri dengan situasi yang ada serta mencari cara untuk mencapai tujuannya. Meskipun begitu, ia tidak hanya harus bertindak dengan cepat dan tepat, ia juga harus mengambil keputusan yang baik dan menghindari pilihan yang salah. Berbagai pilihan yang ada bisa membuat si penulis bingung untuk dipilih. Hal ini bisa menjadi beban berat baginya karena ia harus mempertimbangkan berbagai faktor untuk membuat keputusan yang tepat. Ia harus menilai efek dari setiap pilihan yang ada dan memutuskan mana yang paling baik. Ia juga harus memahami bagaimana setiap pilihan akan mempengaruhi tujuannya. Keputusan yang baik harus didasari oleh informasi yang tepat. Si Penulis harus memastikan bahwa ia memiliki segala informasi yang diperlukan sebelum membuat keputusan. Ini bisa berupa data, analisis, dan bahkan opini orang lain yang berkompeten. Dengan informasi yang tepat, ia bisa membuat keputusan yang tepat dan menghindari pilihan yang salah. Selain itu, ia juga harus menghindari beberapa tindakan yang bisa merugikan tujuannya. Ia harus memastikan bahwa ia tidak terjebak pada perasaan atau pemikiran yang bisa menghambat tujuannya. Ia juga harus menghindari pilihan yang bisa menimbulkan konsekuensi negatif baginya. Keterampilan mengambil keputusan yang baik dan menghindari pilihan yang salah bisa menjadi nilai yang berharga bagi si penulis. Dengan menggunakan keterampilan ini, ia bisa mencapai tujuannya dengan lebih mudah. Ia juga bisa menghindari kesalahan yang bisa menghambat perjalanannya menuju kesuksesan. Kesimpulannya, pergumulan hidup si penulis sangat kompleks. Ia harus memiliki keterampilan untuk mengambil keputusan yang baik dan menghindari pilihan yang salah agar dapat mencapai tujuannya. Dengan memiliki keterampilan ini, ia bisa menghindari kesalahan yang bisa menghambat perjalanannya menuju kesuksesan. 7. Pada akhirnya, ia harus mengingat bahwa ia memiliki kekuatan untuk menghadapi pergumulan hidupnya. Ketika seseorang menjalani kehidupan, ia akan menghadapi berbagai jenis pergumulan. Bagi banyak orang, ini dapat menjadi proses yang menakutkan dan menakutkan. Pergumulan hidup yang dihadapi oleh si penulis mungkin berbeda dengan yang dihadapi orang lain, namun ia harus menemukan cara untuk mengatasinya. Pertama, ia harus menganalisa apa yang menyebabkan pergumulan tersebut. Ini akan membantu dia mengerti bagaimana ia bisa menyelesaikannya. Kedua, ia harus mencari cara untuk mengurangi stres yang disebabkan oleh pergumulan tersebut. Untuk melakukan ini, ia harus menemukan cara untuk meredakan tekanan dan menemukan cara untuk menyelesaikan masalah. Kurangi waktu yang ia gunakan untuk berfikir tentang masalah tersebut. Dengan melakukan ini, ia akan lebih siap untuk menghadapi masalah. Ketiga, ia harus mencari cara untuk mengidentifikasi dan mengubah penyebab masalah. Ini berarti ia harus mengidentifikasi tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah dan juga mengubah cara berfikirnya. Dengan cara ini, ia akan dapat memahami masalah lebih baik dan menemukan cara untuk menyelesaikannya. Keempat, ia harus membangun keberanian untuk menghadapi masalah. Ini bisa dilakukan dengan mengingatkan dirinya bahwa ia memiliki kekuatan untuk menghadapi masalah. Ia juga harus memiliki sikap positif terhadap masalah, sehingga ia dapat mengambil tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikannya. Kelima, ia harus menggunakan kemampuannya untuk mengurangi beban yang ia alami. Ini berarti ia harus menggunakan kemampuannya untuk mengidentifikasi masalah dan menemukan solusi untuk masalah tersebut. Ia juga harus menggunakan kemampuannya untuk mengubah cara berfikirnya dan melihat masalah dengan cara yang berbeda. Keenam, ia harus berusaha untuk menghadapi masalah dengan cara yang berbeda. Ia harus mencari cara untuk melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda. Ia juga harus mencoba untuk menemukan cara baru untuk menyelesaikan masalah. Dengan melakukan ini, ia akan dapat menemukan solusi yang terbaik untuk masalah tersebut. Pada akhirnya, ia harus mengingat bahwa ia memiliki kekuatan untuk menghadapi pergumulan hidupnya. Ia harus mengingat bahwa ia memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalahnya dan berusaha untuk melakukannya. Ia harus mencari cara untuk mengurangi stres dan mencari cara untuk mengidentifikasi dan mengubah penyebab masalahnya. Ia juga harus mengingat bahwa ia memiliki kemampuan untuk menghadapi masalah dengan cara yang berbeda. Dengan cara ini, ia akan dapat mencapai tujuannya dan menyelesaikan pergumulan hidupnya.
awam sebab pergumulan-pergumulan hidup bukan saja menjadi bagian dari kehidupan orang dewasa saja (26 – 45), tetapi juga melanda masa lansia (46 – 65), remaja (12 – Akibatnya apa? Anak-anaklah yang penulis akan memberikan beberapa penjelasan berdasarkan etimologi dan beberapa Judul Darah Muda Penulis Dwi Cipta Tahun Terbit 2018 Iklan Penerbit Literasi Press Tebal x + 386 ISBN 978-602-72918-3-6 Ini adalah buku pertama yang saya baca di tahun 2018. Penulisnya menyebutnya sebagai sebuah novel. Bagi saya buku ini lebih seperti jurnal harian yang diedit daripada sebuah novel. Namun kisah yang dituturkan dalam buku ini sungguh sangat menarik. Saya salut kepada Dwi Cipta, sang perangkai buku ini karena keberaniannya mengisahkan secara kronologis persinggungannya dengan dunia tulis-menulis dan persekolahan. Ia mengisahkan pengalamannya sejak sebelum mengenal TK sampai dengan copot dari kesempatannya mendapat selembar ijazah sarjana. Kenapa saya anggap Dwi Cipta amat berani – dan menurut saya lebih tepat disebut nekat? Sebab tak banyak orang yang mau menceritakan pengalaman dengan topik tunggal dalam 386 halaman! Tokoh “Aku” digambarkan sebagai orang yang kemaruk terhadap buku. Pertemuannya dengan buku di Balai Desa tanpa sengaja saat masih usia dini membuatnya jatuh cinta. Buku adalah pelarian dari posisinya dalam dunia yang tidak bahagia. Lahir dari ayah dan ibu yang dibenci oleh keluarga besarnya, membuat ia pun juga menjadi sasaran rundung. Sejak kecil ia sudah dipanggil dengan panggilan KIRIK – anjing! Kehidupan masa anak-anaknya yang penuh perundungan itu membuatnya mencari tempat pelarian. Buku adalah tempat pelarian yang nyaman baginya. Buku adalah pintu untuk menuju dunia lain yang membahagiakannya. Dikaruniai otak yeng encer, tokoh Aku menjalani kehidupan persekolahannya bukannya tanpa liku. Saat SMP, karena mabok dengan pendapat-pendapat dari buku yang dibacanya, membuat dirinya tidak disukai oleh guru. Namun demikian, di kelas tiga, ia memilih untuk menjadi seorang “penurut” sehingga bisa lulus dengan baik. Sayang ia tidak mendapatkan tempat di SMA yang diidamkannya. Kediktatoran ayahnya membuat ia kehilangan kesempatan untuk masuk ke SMA yang diincarnya. Sejak itulah ia sangat membenci ayahnya yang dianggapnya sok tahu, padahal tidak tahu. Pergumulan tentang tujuan hidup dan pilihan profesi mulai menggelora saat tokoh Aku masuk ke perguruan tinggi. Pilihannya untuk menjadi penulis membuatnya putus dari kuliahnya. Ia pun tak kunjung berhasil menjadi seorang penulis seperti yang dibayangkannya. Puncaknya adalah saat harus kembali ke kampungnya untuk menengok sang ibu yang sakit keras. Pilihan akan jalan hidupnya itu dianggap sebagai aib dan ketidak-berhasilan dalam hidup oleh keluarganya. Dwi Cipta mengajukan sebuah pemikiran bahwa sekolah, membaca buku dan gelar-gelar dari kampus-kampus tidak selalu menghasilkan orang-orang yang selama ini diidamkan oleh kebudayaan kita. Ia menunjukkan bahwa kata-kata, buku dan persekolahan bisa membawa seseorang menjadi kritis dan mempertanyakan tujuan hidup, bahkan mempertanyakan eksistensinya sebagai manusia. Gagasan ini tidaklah baru. Setidaknya bagi budaya Eropa yang sudah lama menggeluti persoalan eksistensi diri. Namun bagi budaya Indonesia tentu saja berpikir semacam ini masih sangat jarang dan tabu? Sekolah itu dianggap sebagai sarana untuk mencari ilmu demi bekal masa depan ekonomi yang lebih baik. Kisah si Aku dalam buku ini menyimpang dari pakem yang sudah diyakini oleh budaya kita. Dwi Cipta menunjukkan bagaimana sengsaranya menjadi orang yang menyimpang dari pakem. Seorang yang tak tahu balas budi kepada orang tua yang sudah berkorban berinvestasi bagi masa depan sang anak. Dwi Cipta menampilkan tokoh Aku dengan cara pikir Barat. Bacaan-bacaannya pun bacaan-bacaan Barat. Ia membangun tokoh aku yang kritis terhadap situasinya. Ia fasih membahas legenda Yunani. Ia paham filsafat-filsafat dan cara berpikir Barat. Itulah sebabnya tokoh Aku menentang situasinya dengan cara pikir Barat. Ia tidak menengok sedikit pun cara berpikir Timur, apalagi berpikir cara Nusantara. Apakah memang budaya baca-tulis-buku-sekolah adalah monopoli Barat? Satu lagi yang ingin saya bahas tentang buku ini. Yaitu tentang format yang katanya adalah Novel. Memang di awal sepertinya saya akan disuguhi oleh sebuah kisah yang sangatlah menarik. Dwi Cipta memulai dengan latar belakang sejarah perkebunan tebu di desanya. Ia menggambarkan konflik yang tajam antara para pemodal pabrik gula yang berselingkuh dengan para pejabat daerah melawan penduduk. Ia juga menukil kisah kelam tahun 1965. Kalimat pembuka buku ini pun sangat provokatif “Pada mulanya adalah kisah keringnya sungai di sebelah timur rumahku selama bulan Oktober.” Apalagi Dwi Cipta juga membumbui awal bukunya dengan legenda Dewi Lanjar dan Kapal Kaladita. Maka saat saya membaca bagian awal buku ini, saya sudah merasa akan disuguhi kisah yang dijalin seputar sengketa ideologis antara kapitalisme dengan sosialisme atau Jawanisme. Ternyata di bab-bab selanjutnya intensitas konflik yang sangat tajam dibangun di awal buku lenyap ditelan kata-kata. Selanjutnya saya disuguhi oleh pergumulan tunggal tokoh sang Aku. Saat selesai membaca buku ini, saya teringat dengan buku karya Jean Paul Sartre yang berjudul “Les Mots” yang diterjemahkan oleh Jean Couteau menjadi “Kata-Kata.” Dalam bukunya ini Sartre juga berkisah tentang pergumulannya dengan “kata-kata.” Sartre menuangkan riwayat hidupnya menjadi sebuah buku yang menggambarkan perjuangannya untuk menjadi seorang penulis. Saya senang ada karya orang Indonesia yang berani mengungkap perenungan dan perjuangan eksistensialnya sebagai manusia intelektual, seperti halnya Sartre menuliskannya di Perancis sana. Ikuti tulisan menarik Handoko Widagdo lainnya di sini. KetikaAnda berdoa, Yesus masuk ke dalam hatimu, dan Ia akan hidup bersamamu. Anda tidak perlu menjadi kesepian dan tertolak, tetapi melalui doa, Anda dapat hidup bersama Dia. Tuhan rindu untuk membina suatu hubungan dengan Anda karena Ia sangat mengasihi Anda.
Hari-hari Surti dilaluinya dengan ketabahan. Jangankan untuk membeli busana untuk anaknya, untuk makan hari-hari waktu tetapi sulit, menu makan anaknya tetapi cadel melulu, jarang sekali makan ikan atau ayam. ” Jika membeli iwak maupun ayam maka duit yang tersisa hanya puluhan mili sekadar. Itu bukan akan cukup sebulan” Kata Surti. Kebiasaan Surti jika mendapat uang antaran, dia akan memborong sembako lakukan beberapa minggu. Beras, telor, sakarosa, indomi, minyak manis dan minyak persil. Untuk jajan anak- momongan Surti, dia berhutang ke warung jiran sebelah rumah. Anak- anak Surti selalunya beli air senggang dan gendar. Sekiranya tidak diberi jajan, maka tak sampai hati ibu warung. Hutang jajan juga dibayar layak gajian suaminya. Suatu tahun anak Surti nan kembar demam, anaknya tak mau makan dan hanya merengek saja. Surti tidak n kepunyaan uang buat membeli remedi untuk anaknya. Ibu warung lah nan meminjamkanuang untuk membeli obat demam anak Surti. Setelah sembuh sakitnya adek kembar, gantian pula kakak sikembar nan sekolah SMU memilin, sepertinya tali perut buntu nya kambuh. Si kakak menahan sakit sambil memandikan adik- adiknya di sore hari. Surti mamang memikirkan guncangan anaknya. Dia nanar jikalau sakit anaknya bertambah parah. Kesannya dia meminjam uang lagi dengan tetangga nan bukan. DISCLAIMER Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis maka dari itu user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya maka dari itu user/pencatat. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas keadaan hal yang bisa ditimbulkan berbunga penerbitan kata sandang di website ini, namun setiap orang bisa mengangkut surat tuduhan yang akan ditindak lanjuti maka dari itu pengelola sebaik kali. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten nan tak seharusnya ditayangkan di web ini. Laporkan Penyalahgunaan Source
Seringkalipergumulan begitu menekan hidup sehingga banyak orang sulit tidur. Nah, dalam Mazmur 3:6-7 menunjukkan kita sesuatu yang berbeda, yang dialami oleh Daud (Mazmur ini dikarang oleh Daud - lihat ayat 1).
Menurut Spranger, dikutip oleh Sunaryo Kartadinata 1988, nilai merupakan suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh individu untuk menimbang dan memilih alternatif keputusan dalam situasi sosial tertentu. Jadi, nilai itu merupakan hal-hal berikut ini. 1. Sesuatu yang diyakini kebenarannya dan mendorong orang untuk mewujudkannya. 2. Produk sosial yang diterima sebagai milik bersama dengan kelompoknya. 3. Standar konseptual yang relatif stabil yang membimbing individu dalam menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam rangka memenuhi kebutuhan psikologisnya. Nilai kristiani adalah suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh tiap orang Kristen untuk menimbang dan memilih alternatif keputusan hidupnya berdasarkan ajaran Yesus Kristus. Tiap orang Kristen sejak dibaptis hingga dewasa sudah berjanji untuk hidup sebagai pengikut Yesus. Kita semua ingin hidup sebagai orang beriman artinya mengikuti semua ajaran-Nya, menerapkan nilai-nilai kehidupan berdasarkan ajaran Yesus. Namun, meskipun kamu sudah berjanji dan bertekad untuk mewujudkannya sering kali kamu gagal. Mengapa? Ada masyarakat di sekitarmu yang mengajarkan nilai-nilai yang bertentangan namun lebih mudah untuk diwujudkan. Misalnya konsumerisme artinya mengkonsumsi semua yang lagi “mode” atau digandrungi remaja meskipun kamu tidak benar-benar membutuhkannya. Ada televisi yang mempromosikan berbagai nilai kehidupan yang nampaknya modern dan disukai semua orang ditambah lagi iklan-iklan TV yang menawarkan banyak nilai-nilai baru. Serta berbagai games yang berisi permainan kekerasan. Kamu bahkan rela tidak jajan asalkan bisa mengumpulkan uang untuk membeli game yang sedang jadi pembicaraan di kalangan remaja. Di kota-kota kecil sekalipun, warung internet dan tempat-tempat play station dipenuhi anak-anak dan remaja seusiamu. Akibatnya banyak anak dan remaja lupa waktu dan menghabiskan uangnya untuk membeli alat permainan maupun membayar di warung internet. Semua kenyataan ini turut memengaruhi pembentukan nilai-nilai dalam dirimu sebagai remaja. Waktu kamu banyak dihabiskan untuk permainan, untuk bersama teman, untuk nonton VCD, TV. Hampir tidak ada waktu untuk merenung dan bereleksi seperti penulis renungan di bawah ini yang meminta Yesus Penolongku Yesus adalah Air hidup ku di dunia yang penuh kehausan Kemanusiaan adalah keniscayaan Tapi aku melihat awan putih dan biru berarak perlahan Semuanya perlahan, bergerak mengitari langit Bagai pancuran yang mengalir dalam kekosongan Bergerak terus seperti kehidupan ini Aku ragu apakah aku mampu menjalani hidupku Tapi Engkau, Yesus selalu ada untukku Mendorong dan menguatkanku, aku tahu, itu Engkau Yesus Yang selalu membimbing dan mendorongku menjalani hidup Sangat membahagiakan, ketika aku tahu Yesus peduli pada ku Bahkan ketika teman-teman ku ingin membawa ku ke dalam pencobaan Aku tahu, Engkau Yesus ada di sana dan menolong membebaskanku Dan untuk itu, aku berterima kasih. Diadaptasi dari Come and See oleh Mary,s Mount dkk, Dove communication Pty, Ltd. Australia, 1990 Bacalah releksi di atas dan jawablah pertanyaan ini! 1. Apakah pergumulan hidup si penulis? -2. Nilai-nilai apakah yang dimilikinya dan mengapa ia memilih nilai itu? -Kegiatan 1 Tuliskan releksi singkatmu tentang bagaimana kamu melihat perjalanan hidupmu? Apakah ada kemajuan sejak TK hingga SMP kelas 1? Misalnya, pada waktu masih kecil kamu masih sangat egois, barang-barang milikmu tidak ingin kamu bagi dengan orang lain, kamu benar-benar belum memahami nilai-nilai kehidupan sosial. Namun, semakin besar di sekolah, rumah dan di Sekolah Minggu kamu mulai belajar apa artinya “berbagi” dengan teman dan sesama. Kamu dapat bertanya pada gurumu jika kamu masih belum mengerti. Kegiatan 2 Ada beberapa sikap yang dapat dijadikan nilai-nilai kehidupan dalam dirimu. Berikut ada beberapa sikap yang tertulis di sini. Kamu dapat memberikan pilihanmu Ya atau Tidak dan skor jawabanmu akan menunjukkan nilai-nilai apa yang kamu miliki. Saya lebih suka menerima bantuan dari orang lain daripada menolong walaupun saya mampu Ya/Tidak Saya lebih suka bergosip dan bercerita daripada mendengarkan guru yang sedang mengajar Ya/Tidak Saya lebih suka mengganggu teman di kelas daripada belajar dengannya Ya/Tidak Saya lebih suka bolos daripada masuk sekolah Ya/Tidak Saya lebih suka berpura-pura daripada berterus terang Ya/Tidak Saya lebih suka menghasut teman yang berkonlik daripada mendamaikan Ya/Tidak Saya hanya mau berteman dengan orang yang sama status sosialnya dengan saya Ya/Tidak Saya lebih suka bermain daripada belajar Ya/Tidak Saya lebih suka berbohong daripada jujur Ya/Tidak Dari semua pilihan yang kamu buat terhadap beberapa sikap di bawah ini, nilailah dirimu sendiri, jika jawabanmu paling banyak Ya maka kamu harus memeriksa dirimu, kamu kurang menghayati dan membentuk pilihan yang baik yang sesuai dengan nilai-nilai Kristiani. Kamu harus memperbaiki dirimu. Jika jawabanmu sama banyak antara Ya dan Tidak, maka kamu juga harus memperbaiki dirimu dan membentuk sikap-sikap positif dalam dirimu yang menjadi penopang pembentukan nilai Kristiani dalam dirimu. Jika jawabanmu lebih banyak Tidak, maka kamu sedang menjadikan nilai-nilai Kristiani sebagai pedoman hidupmu. Tentu saja penilaian ini tidak serta merta menjadi ukuran bahwa kamu remaja yang buruk. Kamu sedang bertumbuh dan membutuhkan bimbingan. Dalam dirimu ada banyak potensi dan kebaikan, karena itu kamu perlu belajar dan terus memperbaiki diri supaya menjadi anak yang baik dan patut ditiru atau dijadikan teladan dan panutan bagi teman-temanmu. Jika kamu semua dapat menjadi teladan satu terhadap yang lain. Kegiatan 3 Belajar dari Alkitab Bagi diri dalam dua kelompok besar kemudian baca bagian Alkitab yang ditugaskan padamu! Kelompok A membaca Injil Matius 53-10. Kelompok B membaca Kitab Galatia 522-26. Temukanlah nilai-nilai apa yang diajarkan oleh Yesus untuk dijadikan sebagai pegangan hidup bagi orang Kristen. Setelah itu, presentasikan temuan kelompokmu untuk dibahas bersama-sama! C. Nilai Kristiani Menjadi Pegangan Hidup
LBkmmq.
  • zuoe11p0jz.pages.dev/199
  • zuoe11p0jz.pages.dev/226
  • zuoe11p0jz.pages.dev/415
  • zuoe11p0jz.pages.dev/386
  • zuoe11p0jz.pages.dev/26
  • zuoe11p0jz.pages.dev/343
  • zuoe11p0jz.pages.dev/18
  • zuoe11p0jz.pages.dev/395
  • apakah pergumulan hidup si penulis